Harusnya Kampusnya yang baru,bukan Keluarga nya yang Baru
Jujur saya sangat mengharapkan kasih sayang seorang orangtua semenjak memang Allah menakdirkan saya tuk belajar mandiri, bukan berarti saya juga tidak percaya sama orangtua yang sampai saat ini masih berjuang juga untuk menyambung kehidupan, tetapi saya yakin ini memang cara nya, dan hanya bisa seperti ini cara nya sehingga mengorbankan kami yang hanyalah keluarga kecil semua harus berpencar.
Saya pun kaget seperti mimpi berada di tengah tengah leluarga baru yang di jakarta, kehangatan seorang ayah, ibu menjadi semangat baru untuk mengobati kekecewaan yang sempat singgah saat tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi, bukan juga saya melupakan orang tua kandung saya, bukan kah ada kutipa jika kita jauh sama orang tua sayangilah orangtua terdekat yang ada d sekitar,maka orangtua kita pun disana akan mendapatkan perlakuan yang sama.
aktivitas saya selama di jakarta untukbsementara adalah setiap hari mengunjungi kantor samsat kebon nanas jakarta timur, kebetulan ibu membuka sebuah kantin disana dan ayah pun bekerja di kantor satlantas bagian sekertaris komandan. saya yang sudah di anggap seperti anak paling tertua dari 4 adik adik ada yang masi SMA,SMP,SD sangat membuat saya merasa hidup ini indah ya jika semua keluarga bersatu dalam satu rumah yang sangat minimalis dan sederhana.
untuk aktifitas keseharian saya sementara membantu ibu atau ayah yang bertugas di kantor samsat,sampai suatu hari Allah menghadirkan sosok pria yang memang pada pandangan pertama saya sangat tidak tergoda,dan benar saja walapun endingnya itu cinta. cieeee percaya pepatah yang suka di bilang orang orang .
Cowok berinisial WD itu diam diam memperhatikan saya, tetapi tidak memberanikan diri untuk menyapa, beliau lebih mendekatkan diri kepada ibu untuk meminta restu berkenalan. ehmmmm ga punya nyalibatau sangat menghormati ni ceritanya,hehe
kenapa saya tidak merespon karena saya berfikir saat pertama kali melihat fisiknya yang sipit sipit gitu,tinggi,putihh, dan pintar ber argumentasi sepertinya karena sedang mengurus salah satu dosen nya yang sedang menghadapi masalah di satlantas.
2008 itu masih sms an yach, dan booming hp esia yang telpon sama sms nya paking hemat , dan akhirnya meminta no handpone saya kepada ibu.
setelah berkenalan lebih dekat ternyata Doi Islam tulen yang berasal dari Kota Serambi Mekah yaitu Nangroe Aceh Darusallam dan sedang menjalani kuliah semester akhir di Sebuah Universitas Islam Assyafi'ah di jakarta timur dengan bidang Hukum Perdata
klo seperti ini ceritanya, bagaimana ya kelanjutan selanjutnya .
pantengin terus ya .
hehe
Part 4 klo gasalah
Tati Farida
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Cie cie Bu Tati. Oh pantas Bu Tati ngajar di Asfi yah, hehehe. Sukses selalu dan barakallahu fiik
aduhh jadii ketauan asal mulanya