Tati Herawati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
BAKWAN DAN MENIRAN

BAKWAN DAN MENIRAN

BAKWAN DAN MENIRAN

Seperti hari Minggu – minggu yang lalu pagi-pagi setelah membereskan rumah, lanjut untuk menyapu halaman rumah. Rumah yang lumayan besar dengan halaman yang cukup luas untuk ukuran sekarang. Rumah ibuku tidak ditempati beberapa bulan karena kakakku yang tadinya bertempat tinggal di sini sekarang sudah menempati rumahnya sendiri. Aku sendiri ikut ibuku di kota bawang merah, hanya kalau Sabtu sore datang dan Minggu sore kembali ke Brebes. Halaman yang penuh dengan sampah daun kering dari dua pohon durian sudah ditanam kurang lebih empat tahun belum juga berbuah, pohon sirsak yang tumbuh dari biji yang diletakkan pojok teras, sering berbuah dan daunnya rontok kalau habis berbuah , dan daun kering dari pohon kelengkeng yang sudah lama belum juga berbuah. Juga rumput kecil-kecil menambah kurang sedapnya halaman dipandang mata. Di pojok halaman ada pohon sirih yang merambat melingkar-lingkar pada pagar pembatas tanah milik bu Nani dan bu Imam. Pohon durian yang dibawa dari kota yang bawang dan telor asin belum juga berbuah padahal diharapkan empat tahun sudah berbuah tetapi sudah dari enam tahun masih malu-malu untuk berbuah. Begitu juga pohon kelengkeng yang dibawa dari kota slawi belum juga mau berbuah, kalau pohon sirsaknya sering berbuah karena tanaman dari biji ditanam di situ.

Dekat pohon sirih dulu tertanam pohon jambu biji merah, buahnya lebat. Kalau pohon jambu itu sedang berbuah tidak hanya untuk sendiri, banyak orang yang ikut menikmati dengan memetik sendiri, pernah ada orang bawa tas kresek dan galah dari rumahnya sengaja untuk memanennya. Dengan malu kami pemiliknya yang sedang duduk di teras akhirnya masuk rumah Nenek. Rumah nenek bersebelahan dengan rumahku. Pohon jambu itu sekarang sudah tidak ada, ditebang karena pohonnya condong ke halaman tetangga dan daun keringnya mengotori halaman. Tetangga sering tidak kebagian buah jambu karena kalah cepat mengambilnya dari orang lewat.

Aku sadar dari lamunanku setelah nenek memanggilku untuk minum susu buatannya. Walaupun sudah berumur nenek masih rajin memasak, mencuci, merawat tanam. Kalau cucunya bertandang ke rumah, beliau dengan cepat membuatkan minuman, katanya agar cucunya betah dan mau tinggal beberapa saat menemaninya. Aku selesaikan menyapu dengan membuang sampah, kemudian aku datang nenek untuk meminum susu buatannya. Sambil bercerita bahwa pohon sirsak di depan rumah nenek berbuah besar di atas tapi belum sempat nyuruh orang untuk ambil, buahnya jatuh dan ketahuan Mba Nani dan Bu Kamijo, buat tersebut dibagi dua. Aku tanya sama nenek, “kenapa tidak nenek minta?. Nenek jawab , “ Nenek malu lihat kelakuan tetangga yang begitu, nenek cuma tersenyum sendiri’. Kami terdiam, dalam hatiku, “benar juga nenek”. Diujung jalan terdengar orang memanggil nenek menawarkan makanan. Nenek hanya melambaikan tangan, orang itu mendekati kami ternyata yang ditawarkan bakwan, meniran, tahu isi, urap. Kami membeli makanan tersebut, bakwan 5 , meniran 5, tahu isi 2 dan 1 bungkus urap semua hanya dihargai Rp 14.000 . yang jualan namanya Bu Ijah, sambil melayani dia bercerita kalau jualan ini untuk mengulur waktu agar bisa makan tiap hari. Setelah bu Ijah pergi untuk melanjutkan berjualan. Aku langsung ambil tanpa disuruh, makan bakwan satu dan meniran satu, perut terasa penuh sudah kenyang. Karena meniran itu sama dengan kupat, terbuat dari beras dengan bungkus daun dikukus kurang lebih 1 sampai 2 jam jadi tidak mudah bau. Meniran makanan yang pasangannya bakwan atau tahu isi.

Waktu pun berjalan tak terasa sudah sore, setelah kujalankan sholat asar aku berkemas untuk mengejar kereta api agar aku bisa terbawa sampai kota Tegal. Setelah aku pamitan untuk pergi, nenek menyelipkan bungkusan kecil ke dalam tasku, aku terima saja untuk menyenangkan hati nenek, setelah aku duduk di antara kursi yang saling berhadapan ku buka bungkusan dari nenek, ternyata meniran dan bakwan. Lumayan untuk makan malam.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wow.. luar biasa cerita yang sangat menarik. Ulasannya renyah, bergizi dan menginspirasi..Wah..jadi pengin bakwan dan menirannya.. kayaknya enak.. sukses terus bu..salam literasi

15 Nov
Balas

Terima kasih Pak Danang ... mdh2n meniraan dan bakwan jd kenyataan ... salam litarasi

23 Nov

Aduh senangnya punya hlmn yg luas. Krn sy sk menanam bu...aplgi duduk berteman bakwan anget..he he ..

15 Nov
Balas

Terima kasih ibu Fransiska ... hanya khayalan halaman luas ... hobi sampingan bertanam ya Bu ... mdh2n sehat

23 Nov

Kasih sayang seorang nenek luar biasa. Salm seht dan sukses Bund

15 Nov
Balas

Betul Bunda ... harapan kita kita jd ibu ... jd nenek hrs penuh rasa kasih sayang. Terima kasih telah menyemangati ... salam sehat

23 Nov

Ulasan yyang sangat menarik bu Teti salam kenal ijin follow dan follow back ya terima kasih

15 Nov
Balas

Terima kasih salam kenalnya ... maaf br sempat balas ...

23 Nov



search

New Post