Kamis, 15 Desember 2022

TAGUR-12

Lomba Menulis Bulan Desember

***

Cegah Korupsi Waktu dengan “SUAP”

Karya : Sutarti

Tugas utama guru sebagai pendidik adalah mentransfer ilmu pengetahuan yang kita miliki ke siswa. Di samping itu ada tugas lain yakni membimbing dan mendidik supaya tepat waktu dalam segala hal. Selain di lingkungan sekolah, di rumah siswa juga wajib membiasakan diri patuh serta taat pada kedua orang tua. Menghargai dan menghormati kepada orang yang lebih dewasa, karena keluarga merupakan kunci utama pembentukan budi pekerti.

Setiap hari anak di rumah dibiasakan bangun pagi, salat subuh lalu melaksanakan kegiatan lainnya. Mungkin dilanjutkan bersih-bersih rumah atau belajar untuk ulangan. Mereka dituntut oleh orang tua untuk bangun tepat waktu dan belajar sesuai dengan jam yang ditentukan. Hal tersebut merupakan beberapa contoh disiplin di lingkungan keluarga. Tidak boleh telat, itu artinya tidak boleh korupsi waktu. Hal tersebut berlaku juga di rumah. Harus ditanamkan ke anak-anak sejak dini.

Penanaman disiplin lainnya yakni siswa berangkat sekolah dan masuk mulai pukul 07.15 WIB. Jam tersebut sudah sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh satuan pendidikan. Hendaknya pula sebagai pendidik kita wajib hadir sebelum jam tersebut. Namun, faktanya di lapangan tidak demikian. Dengan berbagai alasan ada beberapa guru yang hadir lebih dari jam tersebut. Ketika siswa sudah siap di depan kelas namun gurunya belum datang, dengan rela mereka menunggunya sambil berdiri. Melihat kondisi seperti itu sepertinya guru bisa dikatakan korupsi waktu. Ketika sudah jam masuk beliaunya belum datang. Bagaimana kita bisa terhindar dari hal yang demikian? Mari kita terapkan “SUAP’ untuk memeranginya.

Pertama, “S” yakni pelaksanaan SIMPEL-G. Tahun lalu sudah pernah ada uji coba tentang pelaksanaan SIMPEL-G. Aplikasi yang dirancang untuk guru supaya bisa berangkat dan pulang tepat waktu. Waktu itu banyak kendala sehingga kembali ke e-presensi. Saat ini telah diuji cobakan kembali di Kabupaten Grobogan. Setiap berangkat dan pulang wajib setor muka/wajah alias presensi. Jika sudah terkirim ke server maka di aplikasi akan nampak centang hijau. Itu artinya presensi Ibu dan Bapak guru masuk di server pusat. Aplikasi ini sepertinya bisa meminimalisir guru dan kepala sekolah untuk tidak berangkat siang/telat masuk kerja. Tujuan utamanya yakni supaya nanti ketika siswa sudah siap di depan kelas, guru juga sudah berdiri cantik dan ganteng sambil tersenyum di hadapan mereka.

Kedua, “U” yakni Ubah perilaku. Maksudnya yaitu setiap guru bahkan murid harus mampu mengubah perilaku buruk yang sebelumnya ada dalam diri. Misal setiap pagi bangun di atas jam yang telah ditentukan dan berangkat di atas pukul 07.00 WIB. Sebisa mungkin harus berusaha untuk bangun lebih awal dan punya niat yang tulus untuk berusaha disiplin. Jika disiplin itu terpupuk sejak dini, yakin bahwa tidak akan ada korupsi waktu di lingkungan kita dan kehidupan berjalan secara teratur.

Ketiga, “A” yaitu Anti. Dalam KBBI kata anti artinya tidak setuju. Kita sebagai warga Indonesia khususnya para pendidik harus siap mengatakan anti pada kegiatan yang kurang pas atau tidak sesuai juknis yang ada. Pemerintah sudah mengatur jadwal masuk dan pulang/jadwal jam kerja. Sebisa mungkin tidak dilanggar, karena kitapun menanamkan hal yang sama ke siswa. Sampaikan pada siswa sejak dini bahwa tidak ada yang boleh terlambat masuk sekolah, harus disiplin,s dan menghargai peraturan di sekolah. Kalimat tersebut seakan mengarah pada anti korupsi waktu. Perlu diketahui bahwa siswa saja bisa datang tepat waktu, kenapa gurunya tidak bisa?.

Keempat, “P” yakni Perangi. Untuk mencegah korupsi waktu di lingkungan sekolah hendaknya kita perangi dan hindari jam-jam kosong. Misalkan jika jam istirahat tiba dan hanya diberi waktu selama 15 menit. Hendaknya kita patuh dan mentaatinya. Bukan malah bersantai di kantor dan mengabaikan jadwal. Anak-anak sudah berusaha patuh pada aturan. Ketika mereka mendengar bel masuk pasti segera menuju ke kelasa. Hl tersebut hendaknya diikuti oleh gurunya juga. Jika demikian diterapkan di sekolah pasti akan membentuk karakter disiplin yang luar biasa baik siswa maupun guru.

Semua hal yang berhubungan dengan korupsi itu pasti tidak bagus. jadi, hendaknya kita sebagai pendidik memberi contoh yang baik ke siswa sejak dini. Ketika kita mengaturnya, kita juga harus konsekuen dengan aturan yang kita buat. Semangat untuk mencerdaskan anak bangsa. Cegah Korupsi Waktu dengan “SUAP”.

Profil Penulis

Sutarti, S.Pd.SD, Lahir di Grobogan dan saat ini mengajar di SD Negeri 1 Plosoharjo, Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Penulis telah menghasilkan buku karya mandiri dan antologi. Saat ini menjadi pengurus aktif di Asosiasi Guru Penulis Grobogan (AGPG). Sebuah organisasi yang membersamai para penulis di Kabupaten Grobogan untuk menghasilkan karya.

Penulis bisa dihubungi WA. 085727099677. Alamat email: [email protected] . FB. Tatiex_tweet.