Minggu, 1 Januari 2023

TAGUR-29

***

Main Air

Oleh : Sutarti

Hujan semalam tidak berhenti dan terus hadir hingga pagi ini. Semilir angin dingin menerpa tubuh mungil yang duduk terdiam di pojok rumah itu. Terlihat anak kecil itu melamun seperti ada yang mengganggu di pikirannya. Matanya menerawang jauh dan tertuju pada segerombolan anak-anak yang berada di pertigaan jalan depan rumahnya.

Di luar terdengar ramai, ternyata anak-anak itu sedang bermain hujan. Sambil bertelanjang dada penuh keceriaan menyambut hujan tiba. Sorak sorai penuh suka cita mereka luapkan di sana. Lama sekali tidak turun hujan dan itu membuat mereka senang bukan kepalang. Apalagi saat ini sedang libur akhir semester 1 di sekolahnya.

Beberapa anak berjalan dan menghampiri anak kecil itu. Berusaha mengajaknya untuk bermain bersama. Namun, ia masih terdiam dan tiba-tiba keluar air di sudut matanya. Ia menangis.

“Dika, kita main hujan-hujanan Yuk!” ajak Doni sambil menarik tangannya

“Aku tidak mau, pasti airnya dingin sekali,” katanya menjawab

“Kenapa? Besok sudah berangkat sekolah lho! Kita main yuk!”, ajaknya lagi.

Anak itu menggeleng tanda tidak mau kemudian masuk rumah. Di dalam ia langsung cuci kami dan naik ke atas kasur. Ia ambil selimut dan menariknya untuk menutupi kaki dan tubuhnya.

Di luar teman-temannya masih melanjutkan bermain hujan-hujanan. Dika hanya bisa melihat dari balik jendela kamar. Dalam hati ia ingin sekali bergabung untuk bermain bersama mereka. Namun, dia merasa tidak sanggup melakukannya. Ia malu kalau ternyata saat ini ia sedang punya bisul di pinggangnya.