ANAKKU MENANYAKAN RANGKING. tagur hari ke 27
Jum'at tanggal 19 Mei telah dilaksanakan pembagian raport, termasuk di sekolah anakku dan sekolah tempatku mengajar. Raport dibagikan secara online lewat WhatsApp pribadi.
Kebiasaan tiap semester, para pemuncak kelas diumumkan di lapangan, lalu diberi bingkisan sebagai bentuk penghargaan dan diharapkan menjadi motivasi bagi siswa yang lain agar meningkatkan semangat belajar.
Di sekolah anak saya, saat pembagian raport selalu mengundang orang tua. Pihak sekolah memberikan penghargaan terhadap berbagai bidang. Tidak hanya berdasarkan nilai mata pelajaran semata, tapi untuk multi kecerdasan. Diantaranya kecerdasan kinestetik, visual, komunikasi, sosial dan religius.
Namun karena pembagian raport tidak dilakukan secara langsung ( tatap muka) , semua prosesi penghargaan tidak bisa dilaksanakan. Sehingga pemuncak kelas tidak bisa diketahui, karena pada raport tidak ada kolom rangking.
Anak bungsuku merengek minta tolong untuk ditanyakan rangking nya pada wali kelas. Aku tersenyum saja, dia tetap merajuk rajuk.
" Coba Adek tanya lewat hape Adek aja!"
" Adek malu, nanti Adek dikira ambisi" anakku beralasan.
Dari satu sisi kasihan juga, ia pengen mengetahui posisi hasil perjuangan nya berada di grade mana. Namun dari sisi lain ada pihak yang berpendapat bahwa menuliskan rangking, dapat membuat patah semangat anak anak yang tidak berada pada rangking atas.
Kalau boleh berpendapat , penulisan rangking dapat sebagai kontrol bagi siswa. Kalau rangking nya jauh di bawah, diharapkan ia mampu introspeksi kesungguhan belajar selama satu semester. Demikian juga apabila siswa berada pada rangking atas, diharapkan ia bisa berkesimpulan bahwa bila bersungguh sungguh maka hasilnya juga memuaskan.
Grup WhatsApp kelas ku juga banyak anak yang menanyakan rangking nya. Akhirnya aku mengalah, kuberikan daftar nilai rata rata dari tertinggi sampai terendah ( tidak menuliskan nama). Mereka tentu bisa menghitung nilai rata rata masing masing masing, dan mencocokkan dengan daftar nilai yang aku kirimkan, dan mereka tahu posisinya ada dimana.
Semoga saja ke depan kolom rangking ada lagi. Walaupun ada yang kecewa dengan rangkingnya yang di bawah, tentu itu juga merupakan pembelajaran.
Belajar menerima hasil dari sebuah kelalaian adalah pembelajaran yang besar. Anak didik juga perlu menyadari bahwa banyak kenyataan di dalam hidup tidak sesuai dengan harapan. Semoga itu semua juga menjadi pelajaran bahwa apapun itu perlu kerja keras dan kesungguhan.
29 Syawal 1441 H
21 Juni 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kalau di Pariaman walaupun tidak ada kolom rangking, tapi tetap di isi rangking yen
Oo baitu Bun? Kami sabana Indak Bun. Terimakasih udah singgah