Taty Rahayu

Nama Taty Rahayuningsih, lahir di Banyumas 6 Januari 1969. Saat ini bekerja sebagai Pengawas Sekolah di Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor propinsi Jawa Barat. Ho...

Selengkapnya
Navigasi Web

(155) TOKOH BESAR DI INDONESIA

4. JENDRAL SOEDIRMAN (TAMAT)

Peran Jendral Sudirman Sebagai Panglima Besar

Peran jendral Sudirman sebagai seorang panglima besar dimulai setelah berita pengeboman kota Hiroshima dan Nagasaki yang diikuti oleh proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pada saat itu, Soedirman memimpin pelarian dari pusat penahanan di Bogor walaupun sebenarnya tahanan ingin menyerang tentara Jepang, namun Soedirman tidak membenarkan hal tersebut.

Soedirman memilih untuk pergi ke Jakarta menemui Soekarno. Presiden Soekarno memerintahkan Soedirman untuk memimpin perlawanan terhadap pasukan Jepang di kota Jakarta pada saat itu. Namun, Soedirman menolak dan menawarkan diri untuk memimpin pasukan di Kroya dan mendirikan BKR di Banyumas..

Presiden Indonesia Soekarno membentuk TKR dan mengangkat Soedirman menjadi panglima besar Jendral DivisiV Banyumas dan pada akhirnya terpilih sebagai panglima angkatan perang RI atau panglima TNI pertama di Indonesai yang paling muda.

Peran Jendral Sudirman di Masa Perang Gerilya

Seperti yang kita ketahui, setelah pendudukan Jepang berhasil menyerah. Sukutu Belanda kembali ingin menguasai dan menjajah Indonesia. Pada masa agresi militer Belanda ke II pada saat itu Jendral Sudirman memang sedang sakit bahkan keadaannya sangat lemat akibat penyakit paru-parunya yang tidak berfungsi hingga 50%. Sehingga Presiden Soekarno menyuruh Jendral Sudriman untuk tetap berada di dalam kota dan melakukan perawatan demi kesembuhannya. Namun, Jendral Sudirman tidak menghiraukan perintah Presiden Soekarno karena merasa memiliki tanggung jawab yang besar untuk memimpin pasukan perang.

Pada masa perang Gerilya tersebut, sebagai Panglima Besar Jendral Sudirman berpindah-pindah dari satu hutan ke hutan lainnya, dari gunung satu ke gunung lainnya selama kurang lebih 7 bulan dalam keadaan lemah dan sakit.

Semakin hari persediaan obat sang Jendral semakin sedikit. Namun, Jendral Sudirman tetap memberikan semangat dan motivasi kepada pasukannya untuk berjuang. Beliau tidak pernah merasakan penyakitnya. Namun, keadaan fisik Jendral Sudirman terus menurun membuat Jendral Sudirman terpaksa harus pulang dari medan Perang. Karena kondisi kesehatannya yang semakin parah tersebut. Jendral Sudirman tidak bisa lagi memimpin langsung pasukan. Namun, pemikirian dari seorang Jendral Sudirman tetap dibutuhkan untuk memimpin pasukan.

Akhir Perjalanan Hidup Jendral Sudirman Hingga Wafat

Tanggal 29 Januari 1950 Jendral Sudirman tutup usia di Magelang setelah berjuang melawan penyakitnya. Pemakaman sang Jendral dilakukan di Taman Makam Pahlawan Semaki Yogyakarta diiringi dengan konvoi empat tank dan juga 80 kendaraan bermotor. Sejak saat itu, Jendral Sudirman dinobatkan sebagai salah satu tokoh Pahlawan Pembela Kemerdekaan.

Selama hidupnya Jendral Sudirman sudah banyak memiliki manfaat bagi orang lain dan sekitarnya. Tak hanya itu, Beliau juga memiliki peran besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Saat ini nama Jendral Sudirman sebagai tokoh Pahlawan Nasional sering kali kita dengar sebagai nama jalan, museum, sekolah dan lainnya, untuk mengenang jasa Jendral Sudirman selama hidupnya untuk bangsa Indonesia.

@ps_tokohbesatdiindonesia

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Informatif Bund tulisanya. Sukses selalu dan barakallahu fiik

02 Sep
Balas



search

New Post