(158) TOKOH BESAR DI INDONESIA
7. SOEHARTO
Soeharto dilahirkan pada 8 Juni 1921 dari seorang ibu bernama Sukirah di Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Bantul, Yogyakarta. Ketika umur Soeharto masih belum empat puluh hari, Kertosudiro yang merupakan suami dari Sukiran mentalak cerai Sukirah. Soeharto menikah dengan Raden Ayu Siti Hartinah atau biasa kita panggil dengan Bu Tin. Bu Tin adalah putri dari KRMT Soemoharyomo. Waktu menikah, Soeharto masih berpangkat Letkol dan usianya masih 26 tahun. Pernikahan dilangsungkan pada tanggal 26 Desember 1947 di Solo dan dikaruniai enam anak.
Karir militer Soeharto dimulai pada 1 Juni 1940, Soeharto diterima sebagai siswa di sekolah militer di Gombong provinsi Jawa Tengah. Setelah enam bulan menjalani latihan dasar, Soeharto tamat dan mendapat lulusan terbaik dan menerima pangkat kopral. Kemudian Soeharto bergabung dengan pasukan kolonial Belanda, KNIL. Lalu ketika penjajahan Jepang dimulai, Soeharto bergabung di PETA. Setelah berakhirnya perang mempertahankan kemerdekaan, Soeharto tetap menjadi pemimpin di Brigade Garuda Mataram memimpin pasukan untuk menumpas pemberontakan Andi Azis di Sulawesi. Dia juga ikut serta di serangan umum. Di usia 32 tahun, Soeharto diangkat menjadi Kepala Staf Panglima Tentara dan Teritorium IV Diponegoro di Semarang. Pada 1 Januari 1957, pangkatnya dinaikkan menjadi kolonel.
Ketika peristiwa PKI, Mayor Jenderal Soeharto segera berusaha untuk menangani Partai Komunis Indonesia (PKI) dan ormas anakannya. Pada tanggal 3 Oktober 1965, Mayjen Soeharto diangkat menjadi Kopkamtib dimana jabatan ini memiliki kewenangan besar untuk melakukan pembersihan terhadap orang-orang yang diduga sebagai pelaku G30S.
Pada tanggal 11 Maret 1966, dia menerima Surat Perintah Sebelas Maret atau yang biasa kita kenal dengan Supersemar dari Presiden Soekarno. Sehari kemudian, 12 Maret 1966, Menpangad Letjen Soeharto membubarkan PKI dan menyatakan sebagai partai terlarang di Indonesia. Karena kondisi politik tanah air yang kacau dan parah setelah meletusnya G-30-S/PKI, Sidang Istimewa MPRS dilaksanakan pada bulan Maret 1967. Sidang menunjuk Soeharto sebagai pejabat presiden berdasarkan pada tanggal 22 Februari 1967 hingga terpilihnya presiden yang sah oleh MPR hasil pemilihan umum.
Kemudian, Soeharto menjadi presiden sesuai hasil Sidang Umum MPRS pada 27 Maret 1968. Soeharto juga merangkap jabatan sebagai Menteri Pertahanan/Keamanan selain sebagai presiden. Berkuasanya Soeharto ini dikenal istilah Orde Baru. Setelah menggabungkan kekuatan-kekuatan partai politik, Soeharto dipilih kembali menjadi presiden oleh Sidang Umum MPR pada 23 Maret 1973 untuk jabatan yang kedua kali. Kali ini, Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang menjadi wakil presiden.
Pada tanggal 22 Maret 1978, Soeharto dilantik lagi menjadi presiden untuk periode ketiga kalinya. Kini Adam Malik yang menjabat sebagai wakil presiden. Tidak cukup dua kali, sidang Umum MPR 1 Maret 1983 memutuskan memilih lagi Soeharto sebagai presiden. Bukan Adam Malik, kini Umar Wirahadikusumah sebagai wakil presiden. Melalui Tap MPR No V tahun 1983, MPR resmi mengangkat Soeharto sebagai Bapak Pembangunan Republik Indonesia. Pada 1 Januari 1984, Presiden Soeharto ia resmi menjadi anggota Golkar.
Pada 1997, 20 sampai 30 persen dari anggaran pengembangan Indonesia telah disalahgunakan dalam waktu yang lama. Krisis finansial yang terjadi di benua Asia pada tahun yang sama juga tidak membawa hal bagus untuk pemerintahan Soeharto.
Banyaknya kerusuhan, demonstrasi, tekanan politik dan militer dan puncaknya pada peristiwa pendudukan gedung DPR/MPR RI. Pada bulan Mei 1998 inilah Presiden Soeharto memutuskan untuk mengundurkan diri tepatnya tanggal 21 Mei 1998 untuk menghindari ketidakstabilan dan perpecahan di Indonesia.
Pemerintahan Soeharto yang berlangsung selama 32 tahun, telah terjadi penyalahgunaan kekuasaan contonya seperti pelanggaran HAM dan korupsi. Dua hal ini adalah faktor kenapa era Soeharto berakhir. Tapi, Direktur IMF waktu itu mengakui bahwa prosedur yang dilakukan IMF di Indonesia hanyalah katalisator jatuhnya Pemerintahan Soeharto.
Presiden Soeharto lalu menyerahkan jabatan presiden kepada seorang teknokrat jenius bernama Prof. Dr. Ing. BJ Habibie. Setelah melakukan sumpah jabatan, akhirnya BJ Habibie secara resmi menjabat sebagai presiden ke-3 RI.
Pada tanggal 27 Januari 2008 di pukul 13.10, Soeharto menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta. Pada pukul 14.35, jenazah Soeharto diberangkatkan dari RSPP ke kediamannya di Jalan Cendana, Menteng, Jakarta. Kemudian dari Jalan Cendana, jenazah Soeharto diberangkatkan ke Bandara Halim Perdanakusuma pada pukul 07.30. Selanjutnya jenazah Soeharto akan diterbangkan dari Bandara ke Solo untuk kemudian dimakamkan di Astana Giri Bangun, Solo. Semua prosesi pemakaman presiden kedua tersebut dipimpin oleh inspektur upacara Susilo Bambang Yudhoyono yang kala itu menjabat sebagai presiden.
@ps_tokohbesardiindonesia
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semangat berliterasi bu, pak Harto bapak pembangunan adem tentrem
Salam kenal, sukses terus
Salam kembali. Pak sukadi
Sukses Ibu
Sukses kembali