Seberapa besar pasrah kita kepada-Nya?
Ada beberapa hal yang terkadang membuat hidup yang jalani seringkali terasa stagnan alias serasa berhenti bergerak. Entah itu terkait pekerjaan, aktivitas mengajar, pekerjaan rumah, urusan rumah tangga bahkan yang paling sering adalah tentang sulitnya ekonomi, sulitnya keuangan kita pada akhirnya menganggap hidup yang kita jalani terasa tidak adil dan kita tidak bahagia.
Ada berbagai alasan saat semua sendi nafas kehidupan kita terasa berhenti. Tidak tahu mau ngapain. Pikiran kalut. Bingung. Sedih. Marah bercampur menjadi satu. Setiap orang hampir pasti pernah mengalami semua itu. Terlebih ketika Allah sedang begitu kangennya dengan kita. Allah menguji kita dengan urusan pekerjaan yang amburadul. Hubungan rumah tangga yang tidak harmonis. Anak yang nakal ditambah dengan himpitan ekonomi yang tak kunjung kelar.
Ketika semua terjadi kita seringkali menyalahkan keadaan di sekitar kita. Anak yang tidak nurut, istri atau suami yang tidak jujur, teman kerja yang tidak cocok dan berbagai alasan lain yang mampu kita jadikan kambing hitam. Itulah kita, manusia yang seringkali lupa kuasaNya Allah terhadap hidup kita.
Kita seringkali menganggap bahwa satu-satunya yang membuat hidup ini dapat berjalan dengan baik adalah ketika kita memiliki cukup uang. Bisa beli ini beli itu. Dan mampu melakukan dan menuruti keinginan hati terkait urusan selera hidup karena ada uang.
Kita seolah-olah akan merasakan bahagia jika hidup yang kita jalani ditumpu dengan saldo rekening yang gendut. Secara umum, manusia memandang kesuksesan yang diraih seseorang bisa dilihat seberapa makmur ekonomi mereka. Namun, jika ada orang yang belum memiliki saldo rekening yang gendut boleh dikata orang tersebut belum sukses. Itulah salah satu prasangka yang salah namun selalu kita pupuk dan semai sedemikian rupa.
Bahagia sebagai ukuran kemakmuran seseorang sejatinya tidak ditentukan oleh jumlah kekayaan yang ia peroleh. Akan tetapi lebih kepada sesuatu yang mampu membuat hidupnya tenang dan tentram. Bahagiaku dengan bahagiamu beda. bahagia anda dengan rasa bahagia yang diinginkan tetangga pasti beda.
Ukuran kebahagiaan bagi seseorang tidaklah sama dengan ukuran kebahagiaan kita. Itulah mengapa sebuah kebahagiaan hanya bisa didapatkan oleh seseorang yang memiliki hati ikhlas, lapang menerima keadaan apapun yang terjadi pada dirinya.
Ketika diri kita masih mengukur sebuah kebahagiaan dengan segenap materi yang kita peroleh, maka selama itu hidup kita akan terus dihantui oleh sebuah perasaan ketidakpuasan. Padahal sejatinya kebahagiaan berawal dari seberapa besar sumeleh atau pasrah kita kepada Dia yang menciptakan kita.
Dengan berpasrah secara totalitas kepadaNya, maka kebahagiaan itu akan kita peroleh dengan mudahnya. Karena tiada beban yang akan mengganggu perjalanan kita. Karena bagi orang yang telah mampu berpasrah diri sepenuhnya kepada Allah, Allah akan berikan berbagai jalan keluar yang terbaik baginya.
Karena pada dasarnya orang yang bertawakkal adalah orang yang benar-benar bertauhid yakni dengan meyakini segalanya adalah milik Allah semata. Hamba tersebut yakin bahwa tak akan datang nikmat sekecil apapun tanpa izin Allah. Begitu pun sebaliknya, tak ada musibah, kesulitan, yang akan menimpa tanpa seizin Allah.
وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُۥ مَخۡرَجٗا
"Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya,
وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُۚ وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمۡرِهِۦۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَيۡءٖ قَدۡرٗا
"Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu."
Kemlagi, 22 Desember 2022
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar