GHAZWUL FIKR (PERANG PEMIKIRAN)

Saya masih ingat betul Tahun 2006 (kalau tidak salah), ketika kuliah S1 di STAIN SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI SUMATRA BARAT (Sekarang IAIN BUKITTINGGI) dalam salah satu mata kuliah Matrikululasi Bahasa Arab. Yang di Pandu oleh Bapak Charles Malin Kayo, salah satu materi yang kami bahas adalah mengenai Ghazwul Fikr dalam bahasa kita "PERANG PEMIKIRAN"

Saat itu kami memang fokus membahas soal tata bahasa, bukan masuk dalam konsep pemikiran. Saat ini apa yang dulu pernah di patik, ternyata perlu untuk dikaji lebih dalam lagi disaat polemik ini. (Pandemik telah usai, saat ini adalah polemik). Terlebih ditengah kisruh persoalan beragama dan berbangsa yang terkadang diluar akal sehat.

Sebut saja yang sedang viral saat ini, Pembatalan (bukan penundaan) pemberangkatan Haji. Sholat Jum'at dua gelombang (seperti foto), yang sedang hangat dibahas di Salah satu Televisi Nasional. Di Sumatra Barat tersebarnya Kitab Injil berbahasa Minangkabau. Meski sejak dulu mereka sudah memiliki falsafah (Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabulloh, Syarak Mangato Adat Ma makai).

Masalah berbangsa tak kunjung reda, Penangkapan Ruslan Buton. Belum lagi soal korupsi, yang semakin berbahaya dari pada korona. Semakin mengasih adrenalin dan IQ kita, untuk sejenak bernatijah apa sesungguhnya yang sedang terjadi di negara kita. Belum lagi soal ekonomi, pendidikan, sosial dan lain sebaginya menambah daftar perang pemikiran kita.

Namun jika telisik secara pelan pelan, apa yang sesungguhnya terjadi. Bukan saja di latar belakangi oleh persoalan Kekuasaan semata, dibalik itu ada Perang ide yang lebih dahsyat lagi. Dalam perang Ide segala cara akan ditempuh, untuk memenangkan ideologi yang diusung. Secara garis besar ideologi yang sedang berkembang saat ini menjadi pemantik persoalan disetiap bangsa, meski secara kasat mata para pemeran ideologi ini tidak tampak bermain diluar.

Dalam hal ini, ada tiga ideologi yang sedang bertarung saat ini.

1. SOSIALIS

Mewakili pemikiran materialis, dalam ideologi ini tidak ada tempat untuk agama. Sehingga para kaum sosialis, menjadi musuh bebuyutan agama. Bukan menjadi patokan, seseorang yang mengaku penganut suatu agama, justeru menganut ideologi sosialis. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya ajaran agama yang dilanggar atau tidak dilaksanakan oleh penganutnya sendiri.

2. KAPITALIS

Pemahaman yang memisahkan agama dari kehidupan, mengkotakkan agama hanya sebagai ritualitas saja. Menyerahkan sepenuhnya urusan agama hanya agama, urusan dunia tidak boleh dicampuri agama. Salah satu cabang dalam ideologi ini adalah Demokrasi, sehingga cenderung para penganut demokrasi liberal akan menafikan peran agama.

3. IDEOLOGI ISLAM

Ideologi ini tidak perlu diperpanjang lagi pembahasannya, kesempurnaan ajaran Islam yang mencakup segala line kehidupan menjadikan ideologi lain menjadi musuh bebuyutan. Tidak pernah akur hingga dunia berakhir, dan akan terus mereka gerogoti hingga para penganut setia Islam (Muslim) tunduk dan patuh pada ideologi mereka.

Kesimpulan yang bisa kita ambil, perang pemikiran saat ini. Di motori oleh ketiga ideologi besar ini, anda mungkin salah satu penganut setia dari salah satu pemikiran ini. Maka tidak ada salahnya anda mencurahkan pemikiran untuk membela ideologi yang anda yakini.