TAUFIK AKBAR HASIBUAN

Guru Alif alif adalah sebutan untuk para guru yang mengajari baca Tulis Alquran. Belajar untuk terus menjadi manusia yang berguna bagi orang lain. Saat ini akti...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENENANGKAN AHOK (NO HOAX) Baca sampai Tuntas

MENENANGKAN AHOK (NO HOAX) Baca sampai Tuntas

Jakarta tentunya menjadi barometer Indonesia, selain sebagai kota Megapolitan, Jakarta menjadi pusat bisnis, ekonomi, pemerintahan, hiburan dan bahkan menjadi pusat agama. Barometer Indonesia dimata dunia. Sesuai dari data BPS tahun 2016 jakarta berpenduduk ± 10 177 924. Namun pada siang hari bisa bertambah menjadi 2 kali lipat, sehingga Jakarta menjadi kota tersibuk di Indonesia. Di dunia Internasional mereka menyebutnya J-town, atau lebih populer lagi The Big Durian karena dianggap kota yang sebanding New York City.

Ditengah suasana “Hangat” saat ini Membicarakan Ahox menjadi topic terhangat saat ini, seakan menjadi sebuah menu wajib dalam setiap diskusi diskusi masyarakat, tak hanya penduduk Jakarta bahkan dari Padang lawas ribuan kilometer dari Jakarta ikut nimbrung menuliskan tentang Kota bernama Jakarta.

Jangan mengambil kesimpulan dulu, penulis tidak punya KTP Jakarta, dan tidak berhak untuk ikut memilih secara konstitusi. Hanya saja tidak dilarang oleh konstitusi untuk sekedar menyebut menganalisa Jakarta itu sendiri sebagai bahan diskusi tentunya. Apalagi penulis bukan seorang politis, pengurus partai. Lebih parah lagi penulis bukan seorang pengamat ekonomi, politik, social. Hanya pengamat bintang dilangit kapan jatuhnya.

Kutipan debat

“Sebuah pertanyaan yang penuh penekanan dari Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3 Anies Baswedan yang mendapat kesempatan melontarkan pertanyaan dalam sesi tanya jawab debat final Pilkada DKI. “Ada masalah yang agak serius ada 116.000 anak usia 16-18 tahun yang tak berada di dalam sekolah dari 420.000 ini adalah darurat ini bom waktu, kalau mereka terus begini akan timbul pengangguran,” ujar Anies sebelum melontarkan pertanyaan kepada Ahok, calon gubernur nomor urut 2. Mendapat pertanyaan yang penuh angka-angka, Ahok tak bisa mengelak. Ia mengakui memang ada banyak anak-anak di luar sekolah di Jakarta. Ini karena sebagian dari mereka sudah terbiasa tak bersekolah. “Tapi angka partisipasi kasar (APK) meningkat,” kilah Ahok menjawab Anies. APK yang tinggi maka menunjukkan tingginya tingkat partisipasi sekolah, tanpa memperhatikan ketepatan usia sekolah pada jenjang pendidikan”

Mendapat jawaban dari Ahok, Anies mencoba menyanggah karena pendekatan Pemda DKI dianggap tak melibatkan masyarakat, dan swasta dalam menangani masalah anak-anak di luar sekolah.

Satu kata ini yang akan saya kuliti “MELIBATKAN”melibatkan masyarakat dalam dunia pendidikan. Melibatkan masyarakat dalam memajukan dunia pendidikan kita yang penuh dengan desah desuh. Belum selesai persoalan kurikulum, muncul persoalan plonco di Pramuka kemarin, tragedy Seorang Siswi SMK N 3 Padangsidimpuan Mati mengenaskan. Dengan meminum sebotol racun hanya karena persoalan depresi UNBK.

Dan segudang kisah tragedy di dunia pendidikan kita yang akan habis tulisan ini, jika dituliskan dalam tulisan ini Kita cukupkan itu saja. Bagi pecinta dunia pendidikan tentu akan bertanya dalam hati, apa yang salah dengan dunia pendidikan kami? Dimana letak kesalahannya?

Kita tidak mencari benar salah. Secara konstitusi sudah kita amanahkan Polisi, Jaksa untuk menangi kasus pencari keadilan. Meski terkadang tak dapat-dapat. Karena keadilan yang sesunggunya adalah milik Penguasa ala mini.

Dalam KBBI melibatkan diartikan menjadikan turut terlibat (tersangkut, terbawa) dalam suatu masalah. Jika kita simpulkan melibatkan menjadi masalah bersama. Bukan lagi menjadi masalah sekelompok orang, baik sekolah, guru, pemerintah dan masyarakat lagi. Akan tetapi sudah menjadi masalah umum, yang harus diselesaikan secara bersama-sama.

Ada tiga unsure yang terlibat didalam dunia pendidikan ini

1. Sekolah

Dalam hal ini sekolah adalah kumpulan dari Siswa, Guru dan pemerintah. Siswa akan menjadi objek pendidikan itu sendiri, menjadi sasaran dari kebijakan yang ditentukan oleh guru dan pemerintah. Siswalah yang lebih dominan dalam KBM (Kegiatan belajar mengajar) menurut K13. Mereka harus lebih kreatif, aktif dalam menyikapi setiap perubahan-perubahan dalam dunia pendidikan. Jika siswa tidak berperan aktif, maka akan tergilas oleh zaman, bisa jadi mereka akan depresi ketika tidak bisa mengakses dunia pendidikan yang semakin maju. Maka angka putus sekolah akan bertambah,

Guru komponen kedua yang harus bertranspormasi disetiap saat, mencari celah untuk bisa menjadi panduan sianak dalam memahami setiap materi-materi pelajaran yang diajarkan. Jika Guru istiqomah dalam konvensionalnya maka mereka secara perlahan dan pasti akan dijauhi oleh anak didiknya. Jadi guru harus siap bertranspormasi!

Pemerintah juga tak kalah pentingnya, Undang-undang kita mengamanahkan 20% dari APBN/APBD untuk menangani masalah masalah didunia pendidikan, perawatan, operasional sekolah dan juga kebutuhan lainnya.

2. Orang tua

Sebuah keluarga menjadi sekolah petama sianak dalam mengembangkan segenap potensi yang mereka miliki, bukankan Keluarga lebih memahami psikologi anak tersebut? Dan lebih mengerti sikap dan prilaku anak-anak mereka sendiri.

Disinilah peran utama keluarga harus di optimalkan, terlibat secara langsung dalam peningkatan pendidikan anak. Keluarga menjadi rooler model bagi anak dalam memacu semangat dalam meningkatkan pendidikannya. Menjadi relasi (mitra) sekolah untuk mengembangkan segenap potensi yang di miliki oleh si Anak. Tidak hanya sebatas pemberi belanja. Namun lebih dari itu.

Keluarga yang aktif akan menghasilkan generasi yang kreatif, inovatif. Bukan lagi keluarga yang hanya sekedar catatan di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil setiap daerah, namun keluarga harus bersinergi dengan mitranya untuk bersama membangun sebuah keluarga yang hebat!

3. Civil society

Yang dimaksudkan adalah segenap potensi yang ada ditengah masyarakat untuk terlibat aktif dalam memajukan dunia pendidikan kita. Warnet menjadi relasi sekolah untuk tidak membiarkan anak-anak bermain game online dijam jam belajar, dan bahkan Perusahaan perusahan disekitar lingkungan sekolah membantu dalam memnuhi kebutuhan kebutuhan sekolah.

Ketika ketiga hal ini bersinergi, maka pendidikan kata akan memiliki karakter yang kuat. Memiliki pondasi yang kuat dalam mewujudkan amanat UNdang undang dasar 1945. “mencerdaskan kehidupan bangsa” komponen ini tidak lagi berjalan sendiri sendiri, sekolah sibuk dengan PBM, orang tua sibuk diluar mencari nafkah . perusahaan tidak lagi hanya focus target penghasilan.

Dan inilah sesungguhnya tugas para pucuk pimpinan, menyatukannya, Kepala Sekolah, BUpati/walikota/Gubernur. Juga harus ikut serta. Melibatkan segenap kekuatan yang ada dalam mejudkan pendidikan yang meluas dan merata.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post