Taufik Hidayah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
HOME ALONE

HOME ALONE

Ketika diri sudah mulai jenuh mendengar nasehat dari orang lain itu disebabkan nasehat itu seperti hujaman anak panah yang tepat mengenai kita. Kita tidak bisa mengelak, layaknya seorang tersangka yang dicecar oleh puluhan pertanyaan yang intimidatif. Tidak semua orang menyukai itu, bahkan kadang dia berontak dengan itu semua. Alangkah bijaksananya jika nasehat yang ingin disampaikan dilontarkan dalam bentuk penyajian yang lebih halus namun mengena di hati. Penyampaian melalui cerita, film, puisi, dan syair lagu sekalipun secara perlahan dapat mengena di hati. Sehingga tanpa terasa pesan itu sampai kepada kita.

Seperti sore ini ketika melihat televisi, setelah ganti-ganti chanel, akhirnya kami terhenti untuk menonton film Home Alone. Film ini seringkali diputar, namun kami sekeluarga sangat suka sekali film ini meskipun berulang kali diputar. Meskipun film ini fiksi tetapi jauh melebihi imajinasi para penontonnya. Film yang mengisahkan seorang anak yang ditinggal keluarganya berlibur namun anak itu harus berusaha agar rumahnya tidak dijarah oleh perampok.

Namun yang menarik di sini tokoh Kevin sebagai sentral cerita ini menunjukkan pada kita bagaimana memperlakukan anak yang melakukan kesalahan. Awal cerita ditamlilkan suasana makan malam yang dibuat gaduh oleh Kevin yang dijahili oleh Buzz sepupunya. Karena kejadian itu Kevin dicap sebagai biang onar. Kevin diminta masuk kamar dan dilarang turut serta dalam makan malam. Yang menarik di sini tujuan ibu Kevin masuk kamarnya untuk merenungkan kesalahan yang diperbuatnya. Anak diminta melakukan perenungan tentang kesalahannya. Berbeda dengan sebagian besar masyarakat kita yang selalu memberikan hukuman fisik untuk sebuah kesalahan anak. Entah darimana tradisi ini dibangun. Setiap kesalahan anak akan diselesaikan dengan hukumam fisik. Tentu ini akan memukul perasaannya juga apabila kesalahan itu bukan murni dari dirinya. Pendekatan secara hati ke hati sering kita abaikan. Hukuman fisik seakan menjadi dasar alasan untuk dia tidak mengulangi kesalahannya.

Dengan berkembangan zaman, lingkungan anak sekarang sudah berbeda dengan dahulu. Tentu saja perlu kecermatan kita dalam menberikan nasehat pada anak. Dengan memposisikan orang tua sebagai teman atau sahabat bagi mereka tentunya akan lebih mereka terima daripada sikap otoriter orang tua. Ketegasan itu penting, namun bukan berarti disampaikan dengan keras. Tentunya kita tetap mengawasi dan membimbing mereka dengan rasa kasih sayang dengan memperhatikan pendapat dari mereka. Semoga nantinya anak-anak kita menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan orang lain.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ulasan yang sangat bermanfaat jadi kepingin nonton film nya

16 Oct
Balas

Film lama bu tapi masih asyik ditonton

16 Oct

inspiring Mas Taufik.

15 Oct
Balas

Terima kasih atas kunjungannya

16 Oct

Keren tayangannya, mantap, sehat dan sukses selalu Pak taufik

15 Oct
Balas

Terima kasih bu Yelli

16 Oct



search

New Post