Taufik sentana

Guru, konsultan pembelajaran dan ikatan dai indonesia. Menetap di Aceh barat bersama seorang istri dan enam orang anak....

Selengkapnya
Navigasi Web

Daun Daun Kering yang Kita Abaikan

Sajak Daun daun Kering

Daun daun kering itu seperti kita

Dalam Titah semesta

Bertasbih dan memuja

Hingga batas tiba.

Daun daun kering itu

Menampilkan sifat kosmos kita:

Melebar, menjuntai, menepi

Menghijau, menginspirasi

Lalu layu dan kering.

Daun daun kering

Tetap tunduk pada

Titah semula

Dan merasuk dalam

kebiusan ekosistem tanah.

Keriuhan dan keperkasaan

Telah menjadi kisah kemarin

Dengan lembaran tersendiri.

Kini menyusun sepi sepi

Kini merangkai sunyi sunyi

Kini menyulam rindu baru

Daun daun kering

Mungkin akan diabaikan,

Hilang dalam kelam.

Selebihnya lestari dalam

Wujud baru hiasan dan purna rupa

Atau ianya menjadi sekadar asap

Yang menjulang tinggi

Lalu sirna dari mata siapapun

Daun daun kering menuntaskan

Khidmatnya sendiri

Pada siklus Titah semesta

Dalam ruang puji dan puja:

"Tiada Ciptaan-Mu yang sia sia"

Bagi yang berfikir dan mencerna.

Taufik Sentana

Penyuka prosa religi&tema tema eksistensial

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Salam hangat kembali tuk semua gurusianer yg penuh spirit perbaikan

27 May
Balas

Terima kasih sahabat semua

28 May
Balas

Luar biasa puisinya Pak Taufik. Alur dan diksinya keren. Salam puisi Pak. O ya, itu kategorinya masih opini ya Pak, ganti PUISI pak.

27 May
Balas

mantap pak puisinya. Sukses selalu

27 May
Balas

Subhanallah, puisinya indah sekali pak. Sungguh dalam maknanya. Moga kita tidak sombong dengan yang kita punya. Kembali keasal, tak bawa apa-apa. Salam kenal pak, saya dari Aceh juga. Tepatnya Aceh Besar, perbatasan Banda Aceh. Salam literasi.

27 May
Balas



search

New Post