Daun Daun Kering yang Kita Abaikan
Sajak Daun daun Kering
Daun daun kering itu seperti kita
Dalam Titah semesta
Bertasbih dan memuja
Hingga batas tiba.
Daun daun kering itu
Menampilkan sifat kosmos kita:
Melebar, menjuntai, menepi
Menghijau, menginspirasi
Lalu layu dan kering.
Daun daun kering
Tetap tunduk pada
Titah semula
Dan merasuk dalam
kebiusan ekosistem tanah.
Keriuhan dan keperkasaan
Telah menjadi kisah kemarin
Dengan lembaran tersendiri.
Kini menyusun sepi sepi
Kini merangkai sunyi sunyi
Kini menyulam rindu baru
Daun daun kering
Mungkin akan diabaikan,
Hilang dalam kelam.
Selebihnya lestari dalam
Wujud baru hiasan dan purna rupa
Atau ianya menjadi sekadar asap
Yang menjulang tinggi
Lalu sirna dari mata siapapun
Daun daun kering menuntaskan
Khidmatnya sendiri
Pada siklus Titah semesta
Dalam ruang puji dan puja:
"Tiada Ciptaan-Mu yang sia sia"
Bagi yang berfikir dan mencerna.
Taufik Sentana
Penyuka prosa religi&tema tema eksistensial
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Salam hangat kembali tuk semua gurusianer yg penuh spirit perbaikan
Terima kasih sahabat semua
Luar biasa puisinya Pak Taufik. Alur dan diksinya keren. Salam puisi Pak. O ya, itu kategorinya masih opini ya Pak, ganti PUISI pak.
mantap pak puisinya. Sukses selalu
Subhanallah, puisinya indah sekali pak. Sungguh dalam maknanya. Moga kita tidak sombong dengan yang kita punya. Kembali keasal, tak bawa apa-apa. Salam kenal pak, saya dari Aceh juga. Tepatnya Aceh Besar, perbatasan Banda Aceh. Salam literasi.