Taufik sentana

Guru, konsultan pembelajaran dan ikatan dai indonesia. Menetap di Aceh barat bersama seorang istri dan enam orang anak....

Selengkapnya
Navigasi Web
Rumus Pemuja Cinta

Rumus Pemuja Cinta

Kandungan Makna Cinta

Oleh Taufik sentana

Dalam literatur Islam, cinta dirangkum dalam kata Rahman dan Rahim, yang merupakan bagian dari nama nama Allah yang baik. Motif dan efek dari cinta tersebut telah menjadi cerita utama dalam sejarah perdaban manusia. Sejak Nabi Adam hingga zaman kita sekarang. Bahkan mungkin ada yang menjadikan cinta sebagai mazhab hidup dan falsafah, namun hanya berujung pada pengertian cinta menurut akal dan asumsi saja. Artinya golongan ini tidak sampai pada si Pemilik Cinta yang telah Memberikannya dalam hati manusia dan makhluk lainnya.

Sebagai motif nafsani, cinta bisa berwujud dalam tindakan kepatuhan ataupun keingkaran. Atau cinta yang terjebak dalam wadah bendawi dan hanyut dalam hempasan duniawi yang akan sirna.

Walaupun cinta berkaitan dalam aspek ritus keislaman, tapi umumnya cinta (biasa dikenal mahabbah), lebih sering dikupas dalam dunia tashawuf (ajaran yang secara konteks merefleksikan sikap ihsan dalam beramal).

Maka untuk mengenal watak cinta yang muncul itu dan menakar sejauh mana manusia dan orang orang yang saling mencintai menunjukkan cintanya, sedikitnya menurut falsafah sufi, cinta yang sejati akan merangkum muatan berikut ini:

Pertama, Kebaikan. Setiap kebaikan yang tampil berarti itu bersumber dari cinta yang benar, dalam segala hal. Bila cinta tidak mengarah pada kebaikan maka itu bukanlah cinta, itu hanya nafsu semata. Dalam kaidah fiqih, kebaikan dimaknai sebagai bentuk ketaatan, yang ditampakkan melalui pelaksanaan kewajiban.

Kedua, Pengabdian. Yaitu dorongan untuk terus memberi arti dan memaksimalkan pengorbanan. Baik dalam urusan rumah tangga(suami-istri), pekerjaan dan pelaksanaan ibadah khusus bagi seorang muslim. Semuanya tentu menuntut pengorbanan sesuai harapan dan hasil yang ingin dicapai.

ketiga, Keikhlasan. Dua poin di atas tadi bila tanpa dasar keikhlasan maka akan sirna seperti ladang dan kebun yang habis terbakar api. Keikhlasan memuat sikap ridha dan puas serta kemurnian niat. Dalam hal ini, seorang pencinta sejati mestilah memiliki keyakinan yang penuh terhadap Allah (Tuhan yang Esa) sebagai satu-satunya Awal dan Akhir dalam semangat mencintai.

*Peminat kajian keislaman klasik dan sufistik. Praktisi pendidikan Islam

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Moga bermanfaat. Salam kenal tuk semua, bagi yang baru mampir kali ini. Salam

12 Feb
Balas

Sangat bermanfaat Pak, semoga sehat selalu, barakallah

14 Feb
Balas



search

New Post