Taufik sentana

Guru, konsultan pembelajaran dan ikatan dai indonesia. Menetap di Aceh barat bersama seorang istri dan enam orang anak....

Selengkapnya
Navigasi Web

Tentang Memilih Sekolah untuk Anak

Beberapa Catatan tentang Memilih Sekolah untuk Anak

Sejak bulan Januari ini, bahkan Desember lalu, sudah banyak pihak sekolah yang membuka pendaftaran bagi calon peserta didik baru. Meski secara resmi biasanya dimulai pada bulan Mei hingga Juli. Biasanya sekolah yang dituju adalah sekolah yang berada pusat kota provinsi atau di kota lain dengan beragam motif dari orang tua. Dari motif program, latihan kemandirian, sistem pendidikan atau sekadar gengsi.

Berikut ini penulis sampaikan beberapa catatan seputar memilih sekolah dan peran orang tua di dalamnya.

Pertama. Mempertimbangkan kesiapan belajar anak. Yaitu dengan mengenal betul kecenderungan belajar anak dan motivasinya. Hal ini dapat ditilik dari capaian akdemik dan lainnya. Beberapa kasus menunjukkan bahwa ada trik manipulasi rapot (saat belum online), hal ini tentu bukan awal yang baik bagi usaha belajar si anak.

Kedua. Hampir sama dengan poin pertama, disini lebih menekankan pada aspek minat dan bakat anak secara khusus, utama bagi yang akan lanjut ke SMA/MA. Hal ini diperlukan bila orang tua memandang bahwa pendidikan diantaranya berfungsi memaksimalkan potensi anak, bukan semata pertimbangan "vocation", kerja di hari depan.

Ketiga, memurnikan niat. Yaitu dengan menimbang kembali maksud paling dasar dalam memilih sekolah, bila mesti memilih sekolah yang murni berbasis sains, maka baiknya ada gambaran bahwa sains yang dipelajari si anak akan berguna juga bagi sikap taqarrubnya ke Allah. Apalagi tatkala telah memilih sekolah yang berbasis agama murni, seperti Dayah dan Sekolah Tahfizh, tentu lebih dalam lagi niat yang dibutuhkan agar kegiatan belajar nantinya benar benar membekas dalam kehidupan si anak.

Keempat. Menyadari bahwa tidak ada sekolah yang sempurna. Beberapa sekolah hanya berupaya untuk bisa sesempurna" mungkin, dengan lebel Akreditasi A+, misalnya. Atau dengan serangkaian program sistematis tertentu, selebihnya tetap membutuhkan dukungan orang tua dalam hal peningkatan dan penguatan belajar si anak.

Kelima, Rekam jejak sekolah. Walau ini bukan jaminan, tapi pengalaman sekolah dalam mengembangkan tradisi belajar dan usaha peningkatan mutu peserta didik, sangat berdampak dalam pengalaman belajar si anak ke depan. Misal, mudah dalam akses ke sekolah tinggi selanjutnya, karena link yang luas, mutu program yang sudah relatif teruji dan kiprah para lulusannya di masyarakat luas.

Demikian beberapa catatan penulis tentang memilih sekolah bagi anak-anak kita. Moga usaha kita menjadi bagian dari perbaikan ummat dan peradaban manusia.

*Taufik sentana

Praktisi pendidikan Islam. Berkhidmat sejak 1996.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sangat bermanfaat..terima kasih ulasannya Pak..barakallah

26 Jan
Balas

Oke, buk.moga manfaat tuk kita semua

26 Jan

Bahkan sebaiknya, ortu juga mengenal secara umum karakter calon guru si anak, latar belakang, karya (kelebihan) dan kompetensi.

26 Jan
Balas

Setuju sekali Pak Taufik. Banyak hal yang harus dipertimbangkan saat akan mencarikan sekolah untuk anak. Bulan kemarin saya juga sudah menuliskan topik yang sama. Bahkan sekarang anak saya sudah daftar ulang, tinggal menunggu kelulusan di jenjang sekolah saat ini.

26 Jan
Balas

Oke pak.trma kasih

26 Jan



search

New Post