Taufiku

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Curhat Guru Pada Dirjen

Curhat Guru Pada Dirjen

Curhat Guru Pada Dirjen

Rona kebahagian terpancar dari raut wajah peserta Seminar Satu Guru Satu Buku di gedung telkom Ketintang (11/12/2016). Dirjen Guru Kependidikan Kemendikbud Sumarna Supranata yang kehadirannya ditunggu sejak pagi hadir di tengah-tengah mereka.

Sebelumnya pria berkumis lebat ini dijadwalkan menyajikan materi pada pukul sebelas. Namun hingga lewat tiga puluh menit pesawat yang membawanya dari Jakarta belum mendarat di bandara Juanda. Informasi yang diterima panitia, dirjen akan tiba di tempat seminar pukul satu. Maka acara yang semestinya selesai pada pukul setengah satu itu di break hingga pukul satu.

Tidak berselang lama setelah peserta kembali ke ruangan, dirjen yang suka literasi itu memasuki ruang balairung. Gemuruh tepuk tangan peserta menyambutnya hingga ia duduk di kursi depan.

“Guru hebat karena karya, karena karya guru hebat,” slogan itu membuka pembicaraannya di hadapan peserta seminar yang semuanya adalah guru.

Dalam paparannya Supranata meminta agar guru berinisiatif mengembangkan kemampuannya sendiri. Menurutnya ada yang salah dalam program pelatihan guru selama ini. Materi pelatihan yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan individu guru. Akibatnya guru yang dilatih tidak maksimal dalam meningkatkan kemampuannya.

Program Guru Pembelajar (GP) yang beberapa bulan lalu diluncurkan kemendikbud diharapkan memangkas kesalahan yang selama ini terjadi. Dalam GP materi pelatihan setiap guru berbeda. Guru akan belajar untuk kompetensi yang belum memenuhi standart sesuai dengan hasil UKG 2015.

Sesi tanya jawab yang dibuka di akhir acara menjadi ajang curhat guru. Ibu Umi, guru bahasa Jawa di salah satu sekolah di Surabaya mencurahkan unek-uneknya pada dirjen. Umi merasakan guru bahasa Jawa sebagai anak yang ditelantarkan. Selama ini tidak ada perhatian dari pemerintah untuk guru yang tergabung dalam MGMP bahasa Jawa.

Lilis berasal dari Lamongan. Seorang guru Kelompok Bermain (KB) merasakan hal yang sama. Menurutnya kemendikbud telah mem-PHP dia dan teman-temannya di KB. Mereka mengikuti UKG 2015 namun nilai UKG mereka tidak pernah diketahui.

Selain sebagai guru, Lilis rupanya memiliki jiwa wirausaha yang kuat hingga dibawa ke ruang seminar. Diakhir curhatnya kepada dirjen, dia merogoh saku celananya. Terlihat dia agak kesulitan mengambil benda yang ada di sakunya. Sebuah kartu nama ia berikan kepada dirjen.

Gelegar tawa peserta memenuhi ruangan begitu dirjen membacakan isi kartu nama ditangannya. Multi usaha tertulis di sana.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post