Jangan Membaca Banyak!
Pagi ini, saya membaca buku Free Writing yang ditulis Hernowo Hasim. Dengan membaca judulnya saja, saya bisa menebak isinya. Tentang menulis bebas yang banyak juga dibahas di buku lain oleh orang lain. Saya pun pernah mempraktekkan gaya menulis ini dan penting dilakukan oleh mereka yang belajar menulis, yang sering bingung saat hendak menulis.
Hernowo Hasim adalah sosok penulis inspiratif yang menginspirasi saya dan mungkin juga pembaca tulisan ini. Hernowo sama dengan saya. Bukan ngaku, tapi memang ada kesamaan dalam "keterlambatan" menggeluti dunia menulis. Sama dalam "keterlambatannya" saja, sedang dalam produktifitasnya, saya tak layak untuk menyandingkannya.
Hernowo, begitu ia dikenal, mulai terjun dalam dunia tulis-menulis saat usianya lebih dari 40 tahun. Ia benar-benar menyelami samudera kepenulisan hingga ia menjadi penulis produktif. Dalam empat tahun, guru sebuah SMA swasta di Bandung ini, menulis 24 buku.
Dalam Free Writing, pria yang pernah menjadi editor Mizan ini membongkar rahasia yang menyebabkan ia begitu produktif hingga dalam waktu kurang dari sepuluh tahun ia menyelesaikan 35 buku. Rahasia yang ia beberkan dalam buku bersampul warna merah ini bernama Mengikat Makna.
Membaca halaman-halaman awal buku ini, saya seperti tidak mendapatkan apa-apa. Hernowo memulai buku ini dengan menceritakan pengalamannya dalam berkenalan dengan DePooter, Buzan, dan tokoh lainnya yang melatari dia menemukan konsep free writing. Tokoh lain menyebut konsep ini dengan menulis tanpa bentuk. Banyak sekali penulis yang dikisahkan Hernowo hingga saya melewati dengan membaca sekilas saja beberapa halaman karena tak tertarik.
Kejenuhan membaca buku ini perlahan sirna ketika penelusuran sampai pada bab 2. "Mengikat Makna: Menemukan Sesuatu Yang Sangat Penting dan Berharga." Begitulah Hernowo membuka bab ini.
Mengikat Makna, inilah isi yang berharga dalam buku ini. Ilmu itu berharga namun gesit. Mudah menghilang. Maka perlu ilmu itu diikat agar tida hilang. Proses mengikat ilmu ini disebut Mengikat Makna.
Salah satu pesan dalam mengikat makna adalah jangan membaca banyak! Baca sedikit saja! Nikmati bacaan layaknya menikmati camilan yang dimakan tidak sekaligus. Buat apa makan banyak namun kemudian tidak ada kesan yang tersisa.
Mengikat Makna diawali dengan membaca lantang. Membaca dengan suara nyaring membuat kita peka pada kalimat yang dibaca. Membaca lantang membutuhkan perhatian lebih dari membaca senyap sehingga lebih fokus.
Setelah membaca lantang, langkah kedua adalah menemukan sesuatu yang berharga dari teks yang kita baca. Untuk mendapatkan makna dari teks ini, terkadang kita perlu membaca ulang. Kemudian memberi tanda pada teks yang penting. Bisa juga dengan membuat catatan baik di tepi buku atau pun di kertas lainnya.
Langkah yang ketiga adalah menuliskan pikiran kita dengan bebas. Proses membaca teks, tentu membuat kita memiliki pengalaman. Jadi, hal yang bisa ditulis dalam kegiatan ini adalah pengalaman membaca tulisan tersebut. Hal lain yang ditulis adalah pemahaman kita terhadap teks yang kita baca. Pemahaman apa yang kita peroleh dari membaca teks tersebut, kita tuliskan.
Sampai pada halaman yang mengupas langkah Mengikat Makna ini, saya berhenti membaca buku ini. Saya mempraktikkan isi buku ini dengan menulis tulisan ini. Apakah masih ada langkah lain setelahnya, saya tidak tahu. Saya belum melanjutkan membaca.
Membaca sedikit, pahami, tuliskan. Ini akan lebih bagus dibandingkankan dengan membaca banyak namun tidak menulisnya. Apalagi membaca banyak namun tidak paham isinya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Baca baca baca
Good article, perlu dicoba tampaknya. Salam kenal dan salam literasi.
Semoga sukses
Paparan informatif dan edukatif. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Amiin, terima kasih. Sukses juga untuk Ibu.
Patut dicoba tuhhh....tidak ada kata terlambat untuk hal positif
Bila Hernowo bisa, kita juga pasti bisa. Get Started!