Taufiku

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Strategi Menjadi Sekolah Rebutan

Strategi Menjadi Sekolah Rebutan

Perebutan siswa tidak hanya terjadi pasca terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008, tapi sejak beberapa tahun sebelumnya. PP 74 hanya menambah sengit persaingan antar sekolah dalam menjaring peserta didik baru.

Dalam PP ini ditetapkan rasio jumlah peserta didik terhadap gurunya 20/1 untuk sekolah SD, SMP, dan SMA. Tentu saja rasio ini bagi sebagian sekolah menjadi ancaman serius. Bila tidak memenuhi rasio tersebut, guru tidak mendapatkan tunjangan profesi.

Berbagai jurus pun dikeluarkan oleh sekolah agar memenangkan pertarungan dalam menjaring peserta didik baru. Tidak hanya menggunakan dana sekolah, sebagian guru juga rela menyisihkan isi dompetnya untuk membantu menguatkan jaring yang ditebar sekolah.

Bila ada sekolah pontang panting berusaha agar calon peserta didik masuk ke dalam jalanya, ada pula sekolah yang bekerja ekstra membuat saringan siswa unggulan karena membludaknya pendaftar.

Apa yang bisa membuat sekolah menjadi rebutan masyarakat?

Pada tahun 1980-an, kejayaan ekonomi Amerika mengalami kelesuan akibat menurunnya produktifitas industri manufactur. Sebelumnya, selama lebih dari 100 tahun Amerika memimpin industri manufactur di dunia. Namun di era tersebut, dominasi industri Amerika mulai tergerogoti. Pasar yang sebelumnya dikuasai Amerika mulai direbut oleh Jepang.

Di saat yang sama, mahasiswa Amerika banyak memilih mengambil kuliah program MBA. Satu program yang memfokuskan belajar meningkatkan penjualan. Sementara universitas-universitas teknik di Amerika diisi oleh mahasiswa asing.

Kondisi inilah yang turut menurunkan kemampuan kompetisi Amerika. Mereka lebih fokus meningkatkan penjualan sementara Jepang memilih meningkatkan kualitas. Bila Amerika menjadikan promosi sebagai pendongkrak penjualan, Jepang menjadikan kualitas sebagai cara untuk memenangkan persaingan.

Belajar dari kasus tersebut, jalan terbaik bagi sekolah untuk membuat dirinya dilirik oleh masyarakat adalah meningkatkan kualitas sekolah. Ragam promosi bisa saja membuat sekolah lebih dikenal dan menarik masyarakat datang kepadanya. Tapi, tanpa dibarengi dengan kualitas masyarakat kembali menjauh.

Letak sekolah juga menjadi pertimbangan bagi masyarakat untuk memilihnya. Mereka cenderung memilih sekolah yang mudah dijangkau. Hanya saja keterjangkauan ini menjadi pertimbangan terakhir mengingat alat transportasi saat ini cukup tersedia.

Sekolah rebutan atau disebut sekolah favorit disematkan pada sekolah berkualitas.

Bagaimana cara menjadikan sekolah berkualitas? Ulasannya di lain hari, insyaallah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sip, kutunggu di perempatan gurusiana pak wkwkwk

09 Aug
Balas

Ditunggu lanjutannya...trmksh

08 Aug
Balas

Insyllah,

09 Aug



search

New Post