DIBATARA (Part 15)
Di ruang perawatan, terdengar sayup suara Bu Muslimah memanggil nama Tiara ketika anaknya itu hampir saja selesai membaca Surah Arrahman menggunakan Alquran versi android. Mendengar namanya disebut, Tiara lalu bergegas mendekati ibunya. Tiara menanyakan apa yang dibutuhkan ibunya. Bu Muslimah mencoba berbicara namun ucapannya tidak begitu jelas terdengar di telinga Tiara. Tiba-tiba Bu Muslimah merasakan sesak, saluran pernafasannya seakan tersumbat. Kedua tangan Bu Muslimah mencengkeram erat lengan Tiara. Tiara merasa bingung dan tak tahu harus berbuat apa. Ia tak mengira ibunya sedang sakratulmaut. Namun di hati Tiara seperti ada bisikan, bahwa sesuatu akan terjadi pada ibunya. Tak lama kemudian cengkeraman tangan Bu Muslimah perlahan-lahan mengendur dan akhirnya terlepas dari lengan Tiara. Ketika melihat garis pada elektrokardiogram berubah datar, barulah Tiara tersadar dan kemudian berteriak histeris memanggil dokter.
Setelah beberapa kali bertanya kepada petugas dan perawat rumah sakit, barulah Fauzi sampai di depan ruangan tempat Bu Muslimah di rawat. Belum sempat mengetuk pintu, Fauzi mendengar teriakan dari dalam ruangan. Khawatir terjadi sesuatu pada Tiara, Fauzi kemudian menerobos masuk. Fauzi mulanya merasa heran menyaksikan Tiara yang menepuk pipi ibunya sambil berteriak menyebut kata dokter berulang kali. Fauzi lalu tersadar dan kemudian berlari ke luar untuk menemui dokter.
Tiara tak henti-hentinya menangis. Hanya kata “ibu” yang terus keluar dari mulutnya. Lebih-lebih ketika melihat sang dokter menggeleng-gelengkan kepala usai memeriksa kondisi Bu Muslimah. Air mata Tiara semakin sulit dibendung. Tangisnya pecah, menggema ke seisi ruangan. Melihat hal itu, Fauzi mencoba membujuk dan menghibur Tiara agar tenang dan ikhlas menerima kenyataan yang terjadi pada diri Bu Muslimah. Tubuh Tiara semakin tak bertenaga, dan akhirnya ia terkulai lemas tak sadarkan diri. Tak lama Mbak Yus dan suaminya datang, disusul oleh Bu Fatma dan Rahman. Lalu semua membantu proses kepulangan jenazah Bu Muslimah.
Seluruh tetangga, kerabat, dan teman-temannya telah menunggu kepulangan jenazah Bu Muslimah di kediamannya. Bendera hijau bertuliskan kalimat tauhid telah terpasang di gerbang masuk menuju tempat duka. Sebagian warga yang terdiri dari para lelaki tengah sibuk mendirikan tenda. Bu Anna beserta ibu-ibu yang lain sibuk membersihkan ruang tengah yang akan digunakan sebagai tempat menyemayamkan jenazah Bu Muslimah.
BERSAMBUNG....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar