DIBATARA (Part 9)
Ketika sinar mentari memancar terang, Mbak Yus datang untuk membantu mempersiapkan makanan yang akan dijajakan di warung. Mbak Yus lebih dahulu menyiapkan keperluan suami dan anak-anaknya yang akan berangkat kerja dan bersekolah, baru ia menuju rumah Tiara. Ketiganya lalu secara bersama-sama membuka warung dan mempersiapkan segala sesuatunya. Kebersamaan diantara ketiganya ibarat air, teh, dan gula yang menyatu dengan baik dan terasa manis.
Usai membantu ibunya di warung, Tiara berkemas untuk berangkat kuliah. Seperti yang sudah dijanjikan, Fauzi tiba dengan menaiki sepeda motornya. Ia datang untuk bertemu gadis berparas ayu tersebut. Kedatangan Fauzi kali ini hanya seorang diri. Dengan rasa malu-malu ia menyapa Bu Muslimah yang sedang sibuk menata makanan yang akan dijajakan kedalam rak makanan yang berada di warung.
“Assalamu’alaikum..! Tiara-nya ada Bu?”
“Wa’alaikum Salam..! Ehh, nak Fauzi. Silahkan duduk dulu sini.”
“Terimakasih Bu!”
“Tiara-nya mungkin sedang siap-siap mau berangkat ke kampus. Bentar lagi dia juga keluar. Tunggu bentar ya.”
Fauzi kemudian menunggu Tiara di warung kuliner milik Bu Muslimah. Setelah hampir sepuluh menit menunggu, akhirnya Tiara kemudian keluar rumah dan menuju warung. Seakan terkejut, Tiara terpana sejenak melihat kehadiran Fauzi di warung ibunya.
“Apa kabar Tiara?” Ucap Fauzi menyapa Tiara yang masih berdiri termangu.
“Ehh... bang Fauzi. Alhamdulillah sehat bang. Abang apa kabar?” Ucap Tiara balik bertanya.”
“Alhamdulillah... Sehat.”
“Kita ngobrolnya di teras rumah aja ya!” Ajak Tiara sambil menunjuk ke arah teras.
Tiara lalu berjalan ke arah teras rumahnya yang kemudian diikuti oleh Fauzi. Keduanya berbincang tentang rencana pelaksanaan kegiatan amal yang diselenggarakan dalam rangka memperingati 70 tahun usia Pak Haji Hisyam.
Setelah Fauzi memberi penjelasan yang runtut tentang latar belakang dan tujuan dilaksanakannya kegiatan amal tersebut, akhirnya Tiara memutuskan untuk bergabung. Tiara tak ingin mengecewakan Haji Hisyam. Lagi pula, sudah cukup lama Tiara tidak bertemu dengan Haji Hisyam yang juga merupakan donatur utama Taman Baca Mutiara.
Mendengar jawaban kesediaan dari Tiara, membuat hati Fauzi menjadi lega. Tanpa sadar, keduanya mulai menyimpan rasa saling mengagumi satu sama lain. Tiara yang tampak semakin dewasa dan berparas cantik membuat hati Fauzi berdecak kagum. Begitu pula halnya dengan Tiara. Sikap ramah dan santun yang selalu ditunjukkan oleh Fauzi kepadanya membuat hati Tiara menjadi bergetar.
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, dan hari yang dinanti-nanti akhirnyapun tiba. Kegiatan amal yang diselenggarakan dalam rangka memperingati 70 tahun usia Pak Haji Hisyam berjalan sukses. Anak-anak Taman Baca Mutiara turut merasakan kegembiraan dalam kemeriahan acara tersebut. Bu Muslimah juga merasakan imbas dari acara tersebut. Orderan dua ratus porsi makanan dari Fauzi membuat wajah Bu Muslimah tersenyum sumringah. Keuntungan dari hasil penjualannya di bulan tersebut kini telah cukup untuk membayar lunas seluruh pinjamannya kepada Bu Fatma.
*****
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ok ditunggu sambungannya
Terimakasih buk
Sip
Terimakasih Pak