HILANGNYA IDENTITAS TANJUNG SARANG ELANG
Tanjung Sarang Elang merupakan nama sebuah desa di Kecamatan Panai Hulu Kabupaten Labuhanbatu. Desa ini tidak begitu luas, hanya memanjang mengikuti jalan utama lintas kabupaten. Di sebelah Utara hingga ke Tenggara desa dibatasi oleh aliran Sungai Bilah dan muara.
Tanjung Sarang Elang merupakan desa yang hingga kini masih terlihat tradisional dengan keberadaan rumah-rumah panggung yang terbuat dari kayu. Masyarakat desa tersebut juga masih memegang tradisi daerah dengan kuat. Setiap sore hingga selepas waktu magrib, masih terlihat anak-anak berjalan menyusuri jalan beraspal dengan menyandang Alquran ditangan mereka menuju rumah para guru mengaji. Tradisi mengaji ini masih terus berlangsung hingga kini.
Nama Tanjung Sarang Elang diambil dari istilah masyarakat setempat yang umumnya merupakan “Orang Panai” yakni Etnik Melayu yang telah lama mendiami daerah pesisir pantai Labuhanbatu. Menurut keterangan para tokoh masyarakat disana, dahulunya di ujung daratan desa yang berbatasan langsung dengan pertemuan dua muara sungai yakni Sungai Bilah dan Sungai Barumun banyak terdapat sarang Burung Elang. Sarang-sarang burung tersebut dahulu mudah ditemui di pohon Berombang, Bakau dan Nipah, bahkan di semak-semak dekat muara sungai. Dari alasan tersebut, maka para masyarakat pendahulu menamai daerah tersebut dengan nama Tanjung Sarang Elang. Tanjung bermakna daratan yang menjorok ke laut. Sarang Elang memiliki arti tempat yang dibuat oleh burung elang untuk bertelur dan memiara anaknya.
Semasa Burung Elang masih banyak bersarang di Desa Tanjung Elang, setiap sore terdengar lengkingan suara dari Burung Elang yang terbang melayang di atas langit dengan mata menatap tajam ke bumi, seakan hendak menerkam mangsa.
Menurut keterangan warga disana, sekitar tiga puluh tahun yang lalu di dekat Pelabuhan Tanjung Sarang Elang masih sering terlihat Burung Elang yang terbang rendah dan kemudian hinggap di Pohon Berombang atau Pohon Bakau yang ada di dekat pelabuhan tersebut.
Kini di tanah Tanjung Sarang Elang jarang sekali terlihat bayang-bayang Burung Elang yang dahulunya ramai menghiasi langit desa tersebut. Sarang-sarang burung elang kini juga semakin sulit ditemukan. Semakin padatnya pemukiman masyarakat dan pengalihfungsian lahan di tepi muara menjadi pemicu hilangnya populasi burung elang dari Tanjung Sarang Elang. Pohon-pohon Berombang dan Pohon Nipah yang biasa dijadikan oleh Burung Elang sebagai tempat meletakkan sarangnya, kinipun sudah mulai habis ditebang oleh warga pemilik lahan.
Hilangnya populasi Burung Elang tidak hanya akan menyebabkan terganggunya keseimbangan alam di tanah Tanjung Sarang Elang. Yang paling mengkhawatirkan adalah dengan hilangnya populasi burung elang tersebut maka hilanglah identitas utama Desa Tanjung Sarang Elang.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Pergi memetik apel malangApel dibeli berwarna murahDesa Tanjung Sarang ElangDilestarikan jangan sampai punah
Mantap Bu Fitri. Terimakasih pantunnya.
Keren pak, .. Sy jd lebih mengenal daerah tempat tinggal saya...
Terimakasih Bu Eka. Saya jg msh belajar mengenal Labuhanbatu
Idenya selalu cemerlang.....mantap Adinda.
Hanya mengulang kaji kak. Hehehe...
Masih bersambung lagi kan pak untuk judul nama identitas tjg sarang elang elang!!! Yg konon katanya disana ada tangkahan yg mau menuju ke Amerika.. yaitu tangkahan Amer...Ika...
Insya Allah pak... Terimakasih support y.