SIBUAYA
Bagi masyarakat Labuhanbatu, khususnya Kota Rantauprapat sebutan bagi tempat yang bernama Sibuaya tentu sudah tidak asing lagi. Tidak diketahui dengan pasti siapa yang pertama sekali mencetuskan istilah Sibuaya untuk kawasan yang berada tak jauh dari bibir Sungai Bilah tersebut.
Jika dirunut dari kata pada istilah yang dipakai, tentu nama tersebut erat kaitannya dengan hewan yang berjuluk buaya. Sama kita ketahui bahwa jenis reptil tersebut sebagian besar menghuni habitat perairan tawar seperti sungai, danau, rawa dan lahan basah lainnya. Buaya air tawar menyukai perairan dengan arus lambat seperti sungai di daerah dataran.
Konon ceritanya, sejarah nama tempat tersebut bermula dari peristiwa penampakan buaya berukuran cukup besar di aliran sungai yang tak jauh dari pusat Kota Rantauprapat. Buaya tersebut kerap muncul pada saat masyarakat perkampungan tengah mencuci dan mandi di tepian sungai. Meski tak sampai mengganggu penduduk setempat, namun keberadaan buaya tersebut membuat warga menjadi enggan dan khawatir untuk pergi ke sungai. Di masa itu sungai masih menjadi sentra aktivitas warga.
Karena hewan reptil tersebut kerap terlihat oleh warga, hal tersebut pun kemudian dilaporkan ke Penghulu Kampung. Informasi tersebut akhirnya menyebar luas bahkan sampai ke telinga penduduk luar perkampungan. Sehingga banyak orang datang berduyun-duyun untuk menyaksikan keberadaan buaya tersebut.
Penghulu Kampung kemudian memanggil Pawang Buaya untuk mengusir buaya yang diperkirakan tergolong jenis Buaya Siam (Crocodylus Siamensis) tersebut. Ritual pengusiran buaya tak ayal menjadi tontonan warga yang tanpa komando telah berkerumun di tepian sungai.
Oleh karena peristiwa tersebut, akhirnya masyarakat luar menamai perkampungan itu dengan sebutan “Sibuaya”. Istilah tersebut kemudian terus dipakai oleh masyarakat setempat hingga kini.
Sibuaya saat ini semakin ramai dengan adanya kehadiran perumahan (usaha properti) yang menawarkan berbagai jenis tipe hunian. Selain itu, berbagai warung yang menyajikan pemandangan Sungai Bilah yang eksotis, turut membuat lalu lintas jalan di Sibuaya semakin ramai dilalui. Salah satu tempat nongkrong yang kini sedang hits adalah Warkop Botimoon. Warkop (warung kopi) tersebut memberikan cita rasa minum kopi dengan suasana yang nyaman dan menarik. Termasuk sensasi suara yang keluar dari mesin penambangan pasir yang terdapat di kawasan tersebut.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren ahh
Terimakasih Pak Kabul yang keren.