Kumandang Azan menandakan masuknya waktu Salat Ashar telah tiba. Untung bergegas mengambil wudu dan menunaikan salat empat rakaat. Usai salat, tak lupa Untung mengangkat tangan sembari berdoa. Tak banyak pinta Untung dalam doanya. Ia memohon keampunan untuk ayahnya yang sudah tiada. Memohon kesehatan untuk ibu dan neneknya. Dalam penutup doanya, Untung tetap memohon kemudahan untuk bisa bersekolah lagi.

Sore berganti malam dan malam pun berganti pagi. Hari demi hari dijalani oleh Untung dengan penuh semangat. Satu persatu perlengkapan yang dibutuhkan Untung untuk bersekolah sudah terpenuhi. Tinggal menunggu waktu masuk sekolah tiba. Bu Patmi dan Untung bahkan sudah menemui Kepala Sekolah untuk mendapatkan izin mengikuti pembelajaran di sekolah tersebut ketika tahun ajaran baru tiba.

Setiap hari, Untung dengan sabar menandai tanggal di kalender pemberian salah seorang calon legislatif (caleg) saat menjelang pemilu tiba. Ada dua lembar kalender serupa di rumah neneknya itu. Untung tak tahu persis apakah caleg tersebut terpilih atau tidak. Yang jelas pada saat memberikan kalender tersebut, Sang Caleg juga memberikan dua bingkisan berisi jilbab dengan harapan Nek Suri dan Bu Patmi sudi memberikan suara untuknya.

Untung memberikan tanda silang pada setiap tanggal di hari yang telah dilaluinya. Seperti hari itu, Untung menyilang tanggal 6 Juli 2009. Hari itu adalah hari terakhir masa libur sekolah di semester genap. Esok adalah hari yang paling dinantikan oleh Untung. Keesokan harinya seluruh siswa akan kembali ke sekolah, termasuk Untung dan juga Anhar.

Tanpa dikomandoi, pagi-pagi sekali Untung sudah bangkit dari tempat tidurnya dan lansung menuju kamar mandi. Usai mandi pagi, Untung lalu melaksanakan salat dua rakaat dan dilanjutkan dengan merapikan tempat tidurnya. Selesai membereskan kamarnya, Untung pun mengambil pakaian sekolah yang sudah digosok rapi dari dalam lemari untuk kemudian mengenakannya.

BERSAMBUNG....