Taupik Rohmansyah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Antri

Antri

Pagi ini di warung sayur Mang Rohman, dua ibu-ibu konsumen tengah bersitegang, pasalnya sederhana, seorang ibu yang tengah menggendong anaknya masuk dan nyelonong melewati barisan ibu ibu yang telah di hitung belanjaannya. Ia nersikukuh ingin di hitung duluan karena sang anak rewel. Tapi seorang ibu yang harusnya giliran dihitung tidak terima, maka terjadilah perang mulut.

" ibu mestinya ngantri Bu !, Saya juga dari tadi berdiri masuk antrian "

"Tapi saya bawa anak kecil, jadi saya mesti didahulukan!"

" Ngga bisa begitu bu, alasan ibu bawa anak bukan msalah, ibu tinggal berdiri saja di belakang".

" Saya langganan di sini !, "

"Saya juga sama "

" Ibu jangan nyorot !, Biasa saja. Kita kan sama sama butuh belanja!

" Siapa yang nyorot, emang saya begini ngomongnya!!"

" Kan bisa pelan !!. Udah salah , ehh marah -marah !.

" Anda yang marahi saya !!"

" Lho, saya nggak marah, cuma mengingatkan jika ibu harus antri !, Itu saja!".

"Kamu berani sama saya !!" Anaknya makin keras menangis.

"Lho?. Saya berani mengingatkan ibu karena ibu tidak antri. Coba kalo ibu antri, saya ga bakal negur ibu !"

"Antri antri ! , Biasa juga bisa langsung..!"

" Begini bu, kalo ibu sadar masuk antrian kan selesai, lalu nunggu giliran !"

"Huh, dasar kamu !". Anaknya makin keras menangis.

"150 ribu belanjanya Bu..!" Mang Rohman selesai menghitung belanjaan. Si Ibu membayar, dan langsung pergi.

Si Ibu yang penggendong anak matanya melotot, dan siap masuk kasir tanpa antri.

" Punten Bu, kedah antri.." giliran manga Rohman bersuara, sambil menunjuk ujung antrian.

" Eeh... Mang Rohman, kan saya sering beli ke sini, masa harus antri juga !!"

" Kedah antri Bu, kasian yang lain juga antri. Sama sama pelanggan Bu. Punten ya Bu.." mang Rohman menimpali.

Sebelas ibu ibu di depan saya senyum senyum, dan dengan penuh kekalahan si Ibu penggendong anak masuk antrian, tepat di belakang saya. Anaknya mulai berhenti menangis.

Dan, dengan penuh sukacita, Si Ibu penggendong anak menumpahkan kekesalannya tepat ke punggung saya. Ia antri di belakang saya.

Dan, selama itu pula, gerutunya mengalir deras bagaikan buliran beras yang lagi di takar Mang Ujang, asistennya Mang Rohman.

Saya mendengar dengan penuh penghayatan semua gerutuan Si Ibu, sebelas menit penuh tanpa jeda. Bahkan semua rahasia rumahtangganya dia sampaikan lengkap ke punggung saya.

Tapi si punggung tak bergeming, hanya wajahku saja yang jadi senyum-senyum.

Ah, antri memang menjadi begitu rumit, jika kesadaran untuk itu tidak ada. Antri sebenanya bukan soal baris berjajar rapi, tapi perihal menghargai sesama, menghormati waktu dan sadar arti penting bergilir.

Antri bukan hanya kata tanpa makna, tapi ia menyimpan beribu arti tentang tetangga, sahabat, kawan, orang asing yang harus di hormati.

Semua kita pun tengah antri, menunggu waktu, menunggu giliran. Antri untuk dihitung satu persatu, ditail tanpa terlewatkan. Hanya bukan Mang Rohman yang akan menghitungnya, tapi Yang Maha Rahman dan Kasih yang akan menghitung atas semua yabg sudah kita pilih, kita lakukan. Sungguh antrian ini pasti terjadi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

hehe, pengalaman semuanya ya Bu.

14 Feb
Balas

Paling sebel. Datang telat terus bilang. Saya dulu anakku keburu nangis....

14 Feb
Balas

He he he... memang masih PR ya pak untuk membiasakan tradisi "antri" ini di negeri kita. Sukses selalu ya pak . Tulisannya keren

14 Feb
Balas

Nuhun. Belajar.

14 Feb



search

New Post