Tempat terjadinya transaksi jual beli disebut pasar. Definisi itu masih diyakini kebenarannya sampai saat ini. Setidaknya bagi penulis.

Merujuk pada definisi tersebut, pasar bisa sebuah tempat di mana penjual dan pembeli bertatap muka. Tempat dalam arti sesungguhnya, sebuah lahan yang dipenuhi oleh penjual dan pembeli. Transaksi dilakukan oleh kedua belah pihak secara langsung. Face to face.

Pasar juga dipahami sebagai tempat maya di mana penjual dan pembeli melakukan transaksi. Hanya saja tempat ini berada di dunia jaringan (cloud). Tempat ini bersifat abstrak. Untuk menciptakan tempat ini, alat elektronik dibutuhkan. Handphone dan komputer dua contoh di antaranya. Inilah makna pasar dalam konteks kekinian.

Karena ada proses transaksi antara dua pihak maka keramaian pasti terjadi. Keramaian yang ciptakan pada pasar maya tidak terlalu berpengaruh secara fisik. Seseorang bisa datang ke pasar ini kapan saja. Bisa dilakukan disela-sela aktivitas keseharian. Misalnya, sambil bekerja, ia belanja di aplikasi penjualan online. Artinya, ia bisa bekerja sambil ke pasar maya untuk berbelanja.

Coba bayangkan jika ke pasar nyata. Swalayan misalnya. Di sela-sela berbelanja, kita harus bekerja sebagai pengajar atau siswa. Susah bukan?

Tapi saya pastikan, keduanya bisa dilaksanakan. Ikut webinar dan belanja di tengah keramaian pembeli maupun penjualnya. Hasilnya? Tidak usah ditanyakan.