Teguh Maulana, S. Pd.

Lahir di desa Kajen Kecamatan Talang Kabupatèn Tegal. Seorang guru di SMP Muhammadiyah Dukuhturi. Memiliki motto Pengetahuan adalah Kekuatan dan masih be...

Selengkapnya
Navigasi Web
Di Rumah Tetap Berkarya

Di Rumah Tetap Berkarya

Di Rumah Tetap Berkarya

Indonesia di tahun 2020 sedang menghadapi suatu tantangan dan cobaan wabah yang berskala internasional. Wabah pandemi tersebut adalah covid-2019.

Semua ikut terdampak diberbagai sektor, dari perekonomian, sosial budaya dan pendidikan.

Hanya beberapa bulan saja, wabah ini merebak di pelosok daerah di Indonesia. Di bidang pendidikan, sekolah sekolah di Jawa Tengah khususnya ikut terdampak akibat virus corona, sehingga sesuai instruksi dari gubernur Jawa Tengah agar siswa dan guru untuk belajar di rumah dan bekerja dari rumah guna mencegah penyebaran wabah yang makin meluas.

Sehingga tanpa terkecuali sekolah negeri dan swasta agar mengadakan belajar di rumah untuk beberapa waktu.

Melalui Surat Edaran Mendikbud nomor 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa darurat Penyebaran Coronavirus Disease (covid-2019), Mendikbud menjelaskan aturan lebih rinci tentang pon-poin pembelajaran jarak jauh.

Dalam poin 2 surat edaran tersebut dijelaskan, Proses Belajar dari Rumah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Belajar dari Rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan.

2. Belajar dari Rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19.

3. Aktivitas dan tugas pembelajaran Belajar dari Rumah dapat bervariasi antarsiswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/ fasilitas belajar di rumah.

4. Bukti atau produk aktivitas Belajar dari Rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor/ nilai kuantitatif.

Berkaitan dengan perpanjangan masa belajar di rumah ini, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Plt Dirjen PAUD Dikdasmen) Harris Iskandar mengatakan, guru dan orang tua diharapkan dapat mewujudkan pendidikan yang bermakna di rumah.

Adapun cara belajar dirumah secara bermakna adalah tidak hanya berfokus pada capaian akademik atau kognitif semata, namun juga menekankan pada perkembangan "life skill" dan karakter yang sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah masing masing. Ini menjadi PR setiap guru dan orang tua wali murid untuk melaksanakannya.

Untuk pendidikan life skill anak usia dini, guru dan orangtua bisa menjadikan aktivitas memahami pandemik Covid-19 sebagai materi pembelajaran. Mulai dari penjelasan tentang virus hingga langkah pencegahan seperti mencuci tangan dan menggunakan masker.

Melalui cara mencuci tangan yang sesuai dengan WHO dengan langkah langkah yang telah dicontohkan melalui via media sosial dan lainnya.

Pemakaian masker juga perlu digalakkan pada siswa saat keluar rumah.

Untuk mengubah kebiasaan memakai masker agar terbiasa.

Begitu juga dengan tetap tinggal di rumah aja. Anak yang tidak terbiasa di dalam rumah diharuskan tetap berada di rumah. Ibarat raga ada di rumah namun jiwa pergi entah kemana.

Apalagi cara belajar mereka yang berubah dari tatap muka menjadi belajar jarak jauh melalui sistem dalam jaringan/ daring.

Guru, siswa dan orangtua diwajibkan untuk belajar secara online. Menjadikan semua orang harus belajar tetap dirumah dan bekerja dari rumah.

Belajar di rumah aja akan sangat berbeda pada setiap kondisi siswa, hal ini didasarkan pada tingkat pendapatan yang berbeda. Mereka mengikuti cara belajar yang berbeda tempat namun bertemu dalam satu waktu.

Semua orang diajak belajar dan memahami berada di rumah aja. Dapat dibayangkan bagi siswa yang sebelumnya belajar dengan gurunya sekarang harus belajar dari rumah. Bagi orangtua siswa, hal itu lebih aman dan memutus rantai penyebaran wabah.

Ada anak yang terbiasa bangun pagi, mandi, sarapan lalu berangkat ke sekolah tiba tiba harus di rumah, tidak tahu apa yang dilakukan, apalagi jika orangtuanya sudah pergi kerja sebelum anaknya terbangun. Ini menjadi sebuah pemikiran yang serius jika sesuatu hal yang sudah teratur kemudian harus berganti.

Hal yang perlu segera dipecahkan. Pembuatan kurikulum yang di rumah bagi siswa, jam belajar,kegiatan disesuaikan kondisi sekolah.

Menuntut kita terus berinovasi, termotivasi, update ilmu pengetahuan dan meningkatkan ibadah kita.

Penulis bernama Teguh Maulana, S.Pd. yang lahir di Tegal , 5 Februari 1980. Mengajar di SMP Muhammadiyah Dukuhturi. Adapun untuk email: [email protected] dan Nomor WA: 085642701440

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post