Selamat Jalan Lord Didi
#TantanganGurusiana Hari ke-5
Selamat Jalan Lord Didi
Selasa pagi terlihat cerah namun tidak bagi para musisi dan pencinta, penikmat musik campursari di tanah air tercinta.
Kesedihan dan kehilangan yang sering dinyanyikan beliau di blantika musik Indonesia yang bergenre campursari, congdut, pop Jawa, dan koplo.
Menurut Wikipedia, Publik mengenal Didi Kempot sebagai maestro campursari dan penulis lagu yang populer, ia memulai karirnya sebagai musisi jalanan di kota Surakarta sejak tahun 1984 hingga 1986, kemudian mengadu nasib ke Jakarta pada tahun 1987 hingga 1989.
Nama panggung Didi Kempot merupakan singkatan dari Kelompok Pengamen Trotoar, grup musik asal Surakarta yang membawa ia hijrah ke Jakarta.
Hampir sebagian lagu yang ditulisnya bertemakan patah hati dan kehilangan. Alasan sengaja memilih tema tersebut karena rata-rata orang pernah mengalaminya dan ingin dekat dengan masyarakat, juga menjadi alasan Didi Kempot menggunakan nama-nama tempat sebagai judul atau lirik lagunya.
Saat ini, beliau banyak diminati oleh kalangan muda dari berbagai daerah yang menyebut diri mereka sebagai Sadboys dan Sadgirls yang tergabung dalam "Sobat Ambyar" dan mendaulat Didi Kempot sebagai "Godfather of Broken Heart" dengan panggilan Lord Didi.
Eksistensi para penggemar muda ini membuat Didi Kempot dinobatkan sebagai The Godfather of Broken Heart (Bapak Loro Ati Nasional; Bapak Patah Hati Nasional).
Julukan itu berawal dari lagu-lagu Didi Kempot yang hampir semuanya menceritakan tentang kesedihan dan kisah patah hati.
Dionisius Prasetyo atau lebih populer dikenal dengan nama Didi Kempot yang lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 31 Desember 1966 adalah seorang penyanyi dan pencipta lagu campursari dan congdut dari Surakarta. Didi Kempot merupakan putra dari seniman tradisional terkenal, Ranto Edi Gudel yang lebih dikenal dengan Mbah Ranto. Didi Kempot merupakan adik kandung dari Mamiek Prakoso, pelawak senior Srimulat.
Beliau meninggal dunia pada Selasa, 5 Mei 2020 pukul 07.45 WIB dalam usia 53 tahun di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta akibat henti jantung. Ia sempat mengalami sakit panas pada hari sebelumnya. Jenazah Didi Kempot dimakamkan pada hari itu juga pada pukul 15.00 WIB di TPU Desa Majasem, kecamatan Kendal, Ngawi, Jawa Timur, berdekatan dengan makam anak sulungnya.
Karya karya beliau akan dikenang sepanjang masa; Sewu Kuto, Stasiun Balapan, Terminal Tirtonadi, Kopi Lampung, Perawan Kalimantan, Parangtritis, Pantai Klayar, Tanjung Perak, Tanjung Mas Ninggal Janji, Magelang Nyimpen Janji, Ademe Kutho Malang, Kangen Magetan, Kangen Nickerie menjadi saksi dulu, sekarang dan di masa depan.
Selamat Jalan bapak Patah Hati Nasional, lewat karya karyamu, semoga para generasi milenial mampu meneruskan cita cita besar, berkarya tanpa lelah, go internasional, produk bangsa dengan cita rasa dunia.
#TantanganGurusiana #harikelima ____ Tegal, 5 Mei 2020
Salam Literasi
テグハ まうぁな TOM
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Innalilahi wa Ina lillahi rojiun."Selamat jalan sang Maestro"Terima kasih untuk semua karya terbaik mu.
Innalilahi wa Ina lillahi rojiun."Selamat jalan sang Maestro"Terima kasih untuk semua karya terbaik mu.
Selamat Jalan Didi Kempot. Karyamu akan selalu dikenang.