Temy Yulianti

Saya adalah guru geografi yang mencoba menyelami samudra ilmu tak bertepi....., agar generasi bangsa ini tak sekedar memahami literasi, namun bisa menjadi layak...

Selengkapnya
Navigasi Web

Awal Kisah

Diskusi Dan Eksekusi

Malam ini aku akan berbagi cerita tentang proses awal bagaimana kami merencanakan anak kami untuk melanjutkan sekolah ke Pondok.

Cerita yang entah berguna atau tidak untuk yang lain. Namun aku berharap semoga bisa bermanfaat. Kalau pun tidak, minimal bermanfaat untuk diri sendiri dan kelak anak ku bisa membaca tulisan ibu nya.

Saat mereka sekolah di sekolah dasar, aku tidak pernah memikirkan tentang kelanjutan studi mereka. Aku termasuk tipe ibu yang menjalani hidup mengalir saja dengan perencanaan yang minimalis ( jangan ditiru ya!).

Sejak awal kelas 6, Aku dan suami sering diskusi tentang kemana anak kami sekolah. Tapi lagi2, aku dan suami tidak pernah survey ke pesantren-pesantren yang ada. Padahal biasa nya pendaftaran pesantren itu sudah buka di sekitar bulan november.

Waktu berlalu dan anak ku sudah di semester akhir. Kami belum daftar ke pesantren mana pun. Sempat khawatir karena suami ku terlalu santai dalam hal ini.

Anak ku malah pernah berkata, "Umi, aku sekolah di SMP aja ya?". Di dekat sekolah SD nya memang ada SMP dimana dulu aku pun bersekolah di sana.

Aku hanya menjawab, "Nanti kita bicarakan sama Abi ya."

Ternyata suami ku sudah punya rencana kejutan. Yaitu memasukkan anak ku ke pesantren milik sahabat nya.

Pesantren ini baru diselenggarakan 3 tahun setelah sahabat suami ku ini lulus S2 di Jakarta dan mengkhatamkan program tahfidz 30 Juz di daerah Bogor. Pulang kampung dan mendirikan pesantren.

Awal nya berat, baik buat ku maupun anak ku. Bayangkan, Lombok! Sebuah pulau yang biasa nya hanya kami lihat di peta. Kalau naik bus, bisa beberapa hari sampai kesana. Itu pun harus menyebrangi lautan dua kali.

Satu-satu nya transportasi yang cepat adalah pesawat terbang. Tapi biaya nya? MasyaAllaah. Kami bukan keluarga pengusaha yang punya pohon duit hi... hi... Jadi, ya... mikir juga kalau harus bolak-balik naik pesawat.

Masalah transportasi kami lupakan sejenak. Yang terpenting adalah bagaimana meyakinkan anak kami bahwa ini adalah pilihan terbaik.

Kadang yakin, kadang ragu. Itu yang dirasakan anak ku. Terkadang menjawab dengan pasti, terkadang hanya mengangkat pundak.

Buat ku wajar. Anak usia 12 tahun harus berada jauh dari orang tua. Aku pun tidak berani membayangkan. Namun darah Sumatra yang mengalir dalam tubuh anak ku sedikit membuat jiwa petualangan nya bangkit.

Tanya jawab diantara kami pun sesekali terjadi. Aku tak mau terlalu memaksakan kehendak. Tugas ku hanya menguatkan bukan melemahkan walau di palung hati terdalam aku tak ingin berpisah dengan nya.

Aku ingin memeluk tubuh nya yang gempal saat tidur. Aku ingin selalu mencium pipi nya yang gembil karena doyan jajan. Aku ingin setiap malam mendengar kalimat nya, "Umi cerita dong sebelum tidur."

Namun aku mencoba mengesampingkan ego. Aku menguatkan dengan kalimat, "Nak, tidak ada sekolah setingkat SMP di Jakarta yang ekstra kurikuler nya berenang, memanah, dan berkuda, kalau pun ada biaya nya pasti mahal Nak."

"Di sana, Kamu akan belajar berkuda seperti panglima perang yang ada di komik-komik sejarah yang pernah kamu baca!" kata ku sedikit lebay dengan tambahan kalimat-kalimat pujian. Karena sesungguh nya aku tidak terlalu faham apa yang dimaksud dengan ekskul berkuda.

Its Work! Akhir nya dia mantap sekolah di sana. Alhamdulillaah Allah mudahkan segala nya.

-bersambung-

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semangat bun

04 Feb
Balas

Terima kasiiih bunda

04 Feb



search

New Post