Oleh : Tensiswarni, S.Pd.I

Tantangan gurusiana hari ke-88

Solok , 4 Agustus 2020

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah perilaku manusia. Tanpa disadari, manusia menjadi sangat tergantung dengan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Perubahan perilaku manusia ini bisa kita lihat dalam tatanan masyarakat, sekolah dan keluarga. Interaksi pemerintah-rakyat, guru-murid, orangtua-anak dan sesama anak menjadi kaku. Semua sibuk dengan dunia maya khususnya media sosial.

Demikian juga dengan fenomena anak-anak yang sangat ketergantungan dengan Gadget. Gadget merupakan peranti (perangkat) elektronik atau mekanik, yang memiliki fungsi praktis. Dalam bahasa Indonesia, kata gadget sering juga disebut sebagai gawai namun kurang populer dibanding kata gadget.

Mereka enggan bersosialisasi dan banyak didapati anak-anak yang sibuk bermain game. Bahkan berdasarkan beberapa kasus yang kami hadapi, karena rasa ingin tahu anak-anak yang tinggi mereka melakukan eksplorasi di dunia maya, berteman dengan berbagai komunitas yang bertentangan dengan ajaran agama dan adat, seperti komunitas LGBT dan melakukan kejahatan di Gadget. Tentu saja ini menjadi ancaman dalam masyarakat, sekolah dan keluarga.

Sekolah dan keluarga, utamanya guru dan orangtua harus bisa menciptakan pengunaan Gadget Aman dan Sehat. Berikut beberapa tips agar penggunaan gadget aman dan sehat dapat diwujudkan:

1. Buat aturan yang tegas bagi anak-anak dan anggota keluarga dalam penggunaan gadget (batasan waktu, etika, dan nilai moral).

2. Bila anak bermain gadget, orangtua mendampingi memilihkan game yang akan dimainkan yang tidak mengandung unsur kekerasan dan pornografi.

3. Anak yang masih di bawah umur tidak diperkenankan memegang gadget tampa ada pendampingan dan pengawasan.

4. Dalam penggunaan media social, guru dan orangtua harus bisa menjaga sikap, tidak pamer, tidak berbohong dan harus bernuansa edukasi. Sebaiknya setiap guru dan anggota keluarga memantau aktivitas media social masing-masing anak-anak dan anggota keluarga masing-masing. Misalnya dengan menjadi follower-nya, sehingga tidak ada yang menyimpang dalam menggunakan media social.

5. Guru atau pendidik dan orangtua harus bisa menjaga etika dalam penggunaan gadget. Contohnya, tidak memegang gadget saat mengajar, tidak memegang gadget saat beribadah, berkendara, bertamu, atau ketika sedang makan.

6. Guru dan orangtua harus memberi contoh penggunaan gadget yang baik, jangan sampai mengabaikan perhatian dan komunikasi dalam kelas dan keluarga atau bahkan menggabaikan kebutuhan anak-anak dan keluarga gara-gara gadget.

7. Edukasi anak-anak dan anggota keluarga tentang dampak negatif gadget dalam kehidupan di sekolah dan di dalam kehidupan keluarga.

8. Jangan biarkan anak membawa gadget ke sekolah dan bermain gadget sendiri dalam kamar yang bisa menyebabkan mereka membuka konten negatif.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terutama gadget tidak bisa kita hindari, hanya bisa kita manfaatkan untuk menunjang kegiatan sehari-hari. Peran guru dan orangtua sangat diperlukan. Semoga kita menjadi guru dan orangtua pengguna gadget yang aman dan sehat.