Tensiswarni

NAMA : TENSISWARNI TTL : LIMAU LUNGGO, 23 JUNI 1978 TEMPAT KERJA : SDN 09 PPA KOTA SOLOK SUMATERA BARAT ...

Selengkapnya
Navigasi Web
GURU ZAMAN DULU, GURU SEBELUM DAN SAAT CORONA

GURU ZAMAN DULU, GURU SEBELUM DAN SAAT CORONA

Oleh : Tensiswarni,S.Pd.I

Tantangan gurusiana hari ke-90

Solok, 6 Agustus 2020

Sebelum corona melanda negeri ini ada siswa yang berani mempermalukan gurunya di kelas, mengajak berkelahi, hingga memarahi guru dan mengajak guru berkelahi. Adapula yang menganiaya guru hingga tewas. Fenomena tersebut sangat merisaukan kalangan dunia pendidikan dan orang tua. Karena generasi muda saat ini adalah penentu masa depan bangsa. Guru tidak lagi dihargai.

Penyebab lunturnya budaya menghormati guru pada siswa merupakan kelalaian dari berbagai pihak. Tuntutan orang tua dan dunia pendidikan agar siswa lebih menguasai kemampuan skolastis merupakan salah satu penyebabnya. Kemampuan skloastis tersebut berupa membaca, berhitung, matematika, Bahasa Inggris menjadi acuan bagi orang tau terhadap kemajuan siswa. Sehingga karakter siswa terabaikan.

Pendidikan karakter di sekolah merupakan salah satu upaya dalam menghadapi tantangan pendidikan saat ini. Guru bersama orang tua harus dapat membimbing agar siswa berkarakter baik. Hal tersebut dapat dimulai dari cara siswa berperilaku sehari-hari.

Kemajuan pendidikan dan perubahan karakter siswa, pada era sekarang sering ditumpukan pada guru. Padahal guru bukan satu-satunya aspek penentu kemajuan pendidikan. Orangtua, masyarakat, pihak sekolah dan pemerintah juga menjadi penentu. Hal tersebut menjadi tantangan yang besar bagi dunia pendidikan di Indonesia.

`Tantangan dalam dunia pendidikan saat ini merupakan tanggung jawab semua pihak. Aspek pemerintah merupakan hal yang tidak bisa dipungkiri. Dengan adanya Undang - Undang nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas Undang - Undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, guru kesulitan dalam mendidik siswa dengan tegas. Orangtua dan siswa mudah mempidanakan dan mempolisikan guru sehingga guru terbatas ruang geraknya dalam mendidik dalam membentuk karakter siswa.

Berbeda dengan pola pendidikan zaman dahulu. Sering kita dengar cerita dari orang tua atau kita mengalami sendiri kalau guru zaman dulu itu terkenal galak, cenderung keras, entah itu secara verbal maupun nonverbal. Saking ringan tangannya penggaris dan penghapus dengan mudah hinggap di tubuh siswa. Akan tetapi, tidak sedikit orang dulu mengakui kalau cara tersebut malah cukup mapuh dalam mendisipilnkan siswa dan tidak melakukan kesalahan lagi.

Hal tersebut berbeda dengan zaman sekarang. Kalau siswa ditegur agak keras atau guru memberi hukuman yang agak tegas, tidak sedikit orang tua yang melaporkan ke polisi atau ke pejabat yang berwenang. Satu kali lagi, guru tidak lagi dihargai.

Guru zaman dulu biasanya mempunyai kewibawaan yang tinggi. Kurangnya wibawa guru pada zaman sekarang merupakan salah satu penyebab guru kurang dihargai siswa. Dilihat dari banyaknya siswa yang melakukan kekerasan terhadap guru. Hal tersebut merupakan tantangan besar bagi pendidikan kita. Guru yang berwibawa tidak harus keras dan pemarah tetapi guru yang dihargai dan disayangi siswa.

Bercerita mengenai guru zaman dulu, guru sebelum dan saat corona melanda. Banyak kisah yang dapat diambil hikmahnya. Sekarang di saat pandemic covid-19 orang tua yang mempunyai peran utama sebagai guru, setelah guru mengirim video pembelajaran orang tua sepenuhnya yang mendampingi anak belajar di rumah. Banyak cerita yang didengar dan malah ada anak yang menyampaikan langsung bahwa guru di rumah lebih galak dari pada guru di sekolah. Bawaan guru di rumah marah terus ada seorang anak yang curhat kepada guru di sekolah saat menjemput tugasnya.

Ada juga orang tua yang curhat kepada guru bahwa memang susah jadi guru. Satu murid saja yang diajar dirumah minta ampun susahnya. Apalagi guru yang menghadapi murid puluhan di sekolah. Banyak orang tua yang berkeinginan agar sekolah bisa dibuka kembali karena tidak tahan mneghadapi murid di rumah. Semoga dengan adanya covid – 19 ini tugas guru tidak dianggap remeh lagi. Guru dapat menjalankan tugas sebagai mana mestinya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post