Teteh Enna

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Celoteh Murid Mungilku

Celoteh Murid Mungilku

Seperti biasanya aku menyimpan tas di meja kerjaku. Ternyata anak-anak belum ada yang datang, kuteguk air putih dari botol minum kesayanganku. Kubuka jendela kelas satu persatu. " Ibuuu", seorang murid perempuan menyapaku dari luar kelas. Dia tersenyum manis dan segera menghampiriku, diciumnya punggung tanganku seraya mengucapkan salam.

Dia adalah murid kesayanganku, Rajwa namanya. Setiap hari dia berangkat ke sekolah bersama kakaknya. Anaknya riang dan pandai bercerita, dan aku sangat senang mendengar ceritanya. "Neng, diantar siapa?", tanyaku. "Diantar Ayah" jawabnya sambil kegirangan. Memang dari awal dia selalu bercerita, kalau diantar ayah ke sekolah merupakan hal yang sangat menyenangkan baginya. Kalau tidak salah ayahnya bekerja di luar kota, dan pulang ke rumah setiap akhir pekan saja.

"Ibu, Neng simpan tas dulu ya" ucapnya. Dia berjalan menuju kursi dan meja tempat dia belajar setiap hari di kelas. Seketika dia sudah berada dihadapanku lagi, dan sepertinya dia sudah menyiapkan segudang cerita menyenangkan. Kututup buku yang hendak kubaca, dan bersiap mendengar cerita dari murid perempuanku yang sedang menarik nafas. "Ibu tau gak", tanyanya. Aku menggelengkan kepala sambil tersenyum. "Sabtu kemarin Neng pergi ke Bandung lho, bobo di hotel bersama ayah, bunda, kakak dan dede". Tampak raut kebahagiaan di wajah polosnya, "Neng senang tidak liburan sama keluarga?" tanyaku. "Seneeeeeeeeng bu" katanya, matanya sampai terpejam ketika mengungkapkan rasa bahagianya itu. Aku kembali tersenyum, dan mencubit pipinya, gemas.

"Kalau Ibu liburan kemana?" tanyanya. Ah, Ibu liburan di rumah saja, bermain dengan tanaman ibu. "Emang tanaman bisa diajak bermain bu? " tanyanya heran. Aku terkekeh, "Maksud ibu, tanamannya dirawat baik-baik, disiram dan diberi pupuk". Kemudian dia membulatkan bibirnya yang mungil sambil berucap "Oooh", dan akhirnya kita tertawa berbarengan.

"Ayo neng, siap-siap baris di lapangan, nanti ceritanya boleh dilanjutkan ketika istirahat ya". Dia mengangguk dan bergegas ke luar kelas, hendak memakai sepatu dan bercengkrama dengan teman-temannya di depan kelas.

Aku melanjutkan kembali membaca buku yang sempat terhenti, "lumayan masih ada waktu sepuluh menit sebelum bel berbunyi" gumamku. Sambil membaca aku masih mengingat cerita muridku tadi, aku tersenyum dan membayangkan kelak anakku seramah dan sepintar murid mungilku Rajwa.

~🌵🌵~

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wow, nice idea. Terima kasih selalu dengerin cerita Rajwa bu guru....

07 Apr
Balas

Hihi, sama-sama mama neng.

07 Apr
Balas

Hihi, sama-sama mama neng.

07 Apr
Balas

hihi siap siap cikgu

28 Jun
Balas

yeyyyy..... ceritanya muantapppppp....

30 Mar
Balas

lagi..lagi...lagiiii..... heee

30 Mar



search

New Post