Teti Taryani

Guru Bahasa Indonesia SMKN 1 Kota Tasikmalaya yang terus belajar dan belajar menulis. Berusaha menulis dengan hati dan berharap agar tulisannya bermanfaat....

Selengkapnya
Navigasi Web
Lho, Kok Ada di Sini?

Lho, Kok Ada di Sini?

“Teteh? Lho, kok ada di sini?”

Tetiba seorang wanita cantik menyapa sambil menepuk lenganku. Aku yang tengah menuju warung sedikit terperanjat. Kusipitkan mataku yang memang sudah sipit. Kuingat-ingat senyumnya yang familiar.

“Aeh, ini Neng Lita? Pakabar, Neng? Duh, makin cantik aja, nih!” jawabku jujur.

Lita yang dulu kukenal gadis lugu sahabat adikku, kini kujumpa dengan tampilan yang sangat berbeda. Kulitnya putih mulus dan matanya semakin bercahaya. Tapi pandangannya membuatku sedikit bergidik. Garis-garis pada bola matanya berwarna cokelat terang. Aku melihat mata Si Mpus seperti berpindah pada matanya.

“Iya, saya Lita, Teh. Alhamdulillah baik. Cuma saya heran aja, kenapa Teteh ada di sini? Apa mataku yang salah, ya?”

Gadis itu kembali mengajukan pertanyaan yang sama. Sebelum menjawab, kutatap lagi matanya lekat-lekat.

“Nah, Teteh juga mikirnya begitu. Mata Neng Lita teh kenapa? Kok jadi aneh begitu?”

Kututup mulut dengan jariku. Ah, kebiasaan jelek! Tak bisa menahan kepo. Untunglah dia tersenyum.

“Ini mah karena softlens, Teh. Biar tampil beda. Cuma pertanyaan saya, kenapa Teteh ada di sini?”

Rupanya Lita begitu keukeuh dengan pertanyaannya.

“Oh… itu! Ya, iyalah teteh ada di sini. ‘Kan masih tinggal di Seladarma ini,” jawabku santai.

“Masalahnya, saya baru nyampe dari Ciamis. Waktu melintas depan restoran Adem Ayem, saya lihat Kang Dori masuk ke situ. Dikira Teteh yang digandengnya. Eh, malah ada di sini,” ujarnya.

Serr…. Tubuhku seperti tersengat listrik. Meski tak menyebabkan kejang-kejang tapi berhasil membuat darahku mendidih. Kepalaku berdenyut kencang.

“Ya, udah, Teh, saya duluan ya?”

Aku tak sanggup mengangguk atau mengiyakan saat Lita pamit dijemput angkutan online. Kakiku bergetar hingga tubuhku sedikit oleng. Cepat-cepat aku berbalik arah kembali ke rumah.

“Kamu, ya! Dasar lelaki buaya! Mestiii… nyar-nyari kesempatan buat bikin ulah!”

Emosiku memuncak. Kurebut buku yang tengah dibaca Kang Dori. Kulemparkan ke kolam kecil penghias taman di samping rumah. Kupukuli dadanya. Kutarik kaos oblongnya juga sarungnya. Tangisku tak bisa kutahan lagi.

“E... e… eh apa-apaan, ini Bu? Kok main pukul, main buka sarung segala!”

“Terus, siapa wanita yang tadi diajak masuk restoran Adem Ayem, hah? Seumur-umur aku gak pernah diajak makan di luar, kamu malah ngajak pelakor!”

“Lho, Bu. Siapa yang masuk restoran? Dua hari ini aku kan enggak masuk kerja lantaran kakiku keseleo. Lha, Ibu kenapa?”

Apaaa…? Kutatap pergelangan kakinya yang masih bengkak. Aduh, bagaimana aku bisa lupa?

Kutatap Kang Dori yang terheran-heran. Cepat-cepat kubantu dia memperbaiki letak sarungnya yang melorot. Lalu kupeluk erat-erat.

“Aduh, Bu. Jangan diinjak. Kakiku masih sakit!”

Kupeluk suamiku lebih erat lagi.

**

Tasikmalaya, 25022022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi!

25 Feb
Balas

Keren pisan teh,, sepertinya marah yang salah alamat.. haha.. Lanjuuut. Sukses selalu

26 Feb
Balas

Aduh nyaris aja si Teteh terprovokasi sama Neng Lita. Barakallah Teh Enin, yang selalu punya ide fresh dan menarik sebagao bajan tulisan.

25 Feb
Balas

Perempuan mudah terbakar kabar hoax.. Hehe... Cerpen keren eniin... Barokalloh

26 Feb
Balas

Keren menewen bunda. Salam sehat dan selalu bahagia. Terima kasih telah mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk SKSS dan berbagi kebaikan.

26 Feb
Balas

Hahaha, maafken bagian akhirnya gak tahan Nin.

25 Feb
Balas

Hahaha, umpannya paten enin, ikannya langsung nenggak

26 Feb
Balas

Hemmmm informasi yang menyesatkan wkwkwk

02 Mar
Balas

Hahahaaa...saking dikuasai cemburu sampai lupa suami keseleo ga bs jln...kerenn crt nya Nin...

25 Feb
Balas

Hehehe...Cemburu tandanya cinta... cerpenya apik banget.... Semoga sehat dan sukses selalu

26 Feb
Balas

Cerpen yang menarik, sukses selalu Bunda.

26 Feb
Balas

mantap keren cadas... cerpen keren menewen, idenya dahsyat... salam literasi sehat sukses selalu Enin bersama keluarga tercinta

26 Feb
Balas

Keren cerpennya. Cerita yang sangat menghibur. Salam sehat dan bahagia selalu Bunda.

26 Feb
Balas

Cerpen yang indah dan menarik bunda saya suka. Ijin follow dan mohon follow balik

26 Feb
Balas



search

New Post