Tety Aprilia

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Menumbuhkan Budaya Baca di SDN 196 SUKARASA BANDUNG

MENUMBUHKAN BUDAYA BACA DI SEKOLAH DASAR

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belang Masalah

Tujuan Pendidikan Nasional berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 adalah “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa salah satunya dengan meningkatkan minat membaca pada siswa-siswi sekolah Dasar, agar kedepannya mereka mampu menghadapi tantangan zaman.

Upaya memperkuat pendidikan karakter dan budaya literasi masyarakat adalah melalui gerakan literasi nasional. Implementasi gerakan Literasi Nasional adalah melalui gerakan literasi sekolah (GLS).

1.2. Permasalahan

Minat baca bangsa Indonesia ternyata masih rendah berdasarkan hasil survei Central Connecticut State University (2016) . Indonesia berada diurutan urutan ke-60 dari 61 negara, sementara berdasarkan PISA, minat baca bangsa Indonesia berada diurutan ke 64 dari 72 Negara. Bangsa Indonesiaadalah pemakai media sosial yang banyak. Akhir-akhir ini seringkali bermunculan berita HOAX dan sungguh disayangkan masyarakat mudah percaya akan berita tersebut. Masyarakat kurang sekali ada keinginan untuk menelaah kembali berita-berita yang dengan mudah beredar . Arus globalisasi berpengaruh pula pada turunnya minat baca anak. Anak-anak lebih tertarik dengan gadget yang dapat mengakses dunia maya dengan mudah. Games online lebih banyak diminati oleh anak-anak termasuk siswa sekolah dasar daripada buku bacaan yang bermanfaat .

II. PEMBAHASAN MASALAH

Arus globalisasi berpengaruh pada menurunnya minat baca anak, kemajuan tekhnologi komunikasi dan informasi akan berpengaruh menjadi pemantik rendahnya budaya baca, terbukti siswa –siswa sekolah dasar lebih senang bermain games online ketika sedang beristirahat dibandingkan membaca buku atau meminjam buku di perpustakaan.

Untuk menyukseskan program gerakan literasi sekolah. Ibu Kepala SDN 196 Sukarasa berkominten untuk melakukan upaya peningkatan minat baca siswa, diantaranya turut serta dalam melaksanakan program GLS yaitu pembiasaan membaca buku non pelajaran 15 menit sebelum pelajaran rutin dimulai.Setelah siswa membaca, guru memberikan pertanyaan atau menceritakan kembali bagian buku yang dibaca oleh siswa.

Pemerintah Jawa Barat lewat Dinas Pendidikan Jawa Barat menggulirkan program WJLRC ( West Java Leader Reading Chalange) sebagai dukungan Gerakan Literasi Sekolah . SDN 196 Sukarasa termauk sekolah rintisan ke 1 program WJLRC. Program ini diantaranya mengharuskan sekolah mempunyai anggota WJLRC, dimana siswa yang terpilih diharuskan mereview buku yang sudah dibaca.

Selain siswa mereview buku, Kegiatan membaca masal atau yang dikenal dengan sebutan Readathon juga dilakukan . Membaca masal ini dilakukan oleh seluruh warga sekolah. Hal ini bertujuan agar gema senang membaca akan bergaung di lingkungan sekolah.Setelah membaca masal, pada minggu-minggu tertentu, siswa yang senang bercerita, biaanya tampil di depan teman-temannya yaitu siswa kelas 1-6 Sekolah Dasar. Siswa menceritakan buku yang pernah mereka baca, dan teman-temannya belajar menyimak apa yang diceritakan oleh temannya.

Upaya menumbuhkan budaya baca harus ditunjang dengan ketersediannya buku di setiap ruang publik sekolah. Oleh karena itu untuk memudahkan siswa menjangkau bahan bacaan, maka diwajibkan adanya pojok baca di setiap kelas.

Buku-buku yang ada dipojok kelas, berasal dari buku yang dibawa dari rumah oleh siswa. Buku-buku tersebut terlebih dahulu diverifikasi oleh walikelas. Buku yang sudah sesuai untuk bacaan siswa SD, akan dipajang di pojok baca, dimana setiap siswa dapat membaca bergiliran buku-buku tersebut. Buku- buku yang ada dipojok baca tidak diperkenankan di bawa pulang, melainkan hanya dibaca di kelas.

Upaya menumbuhkan budaya baca harus ditunjang dengan buku-buku yang menarik untuk dibaca siswa. Perpustakaan sebagai jantungnya sekolahpun perlu diperhatikan. Sejauh mana peran serta perpustakaan sekolah sebagai penunjang budaya baca di sekolah? . Perpustakaan sekolah perlu mempunyai beraneka ragam koleksi, selain buku-buku penunjang pelajaran, Ketersediaan buku yang menarik untuk dibaca siswa sesuai jenjang usiapun perlu diperhatikan.

Koleksi buku yang ada di perpustakaan SDN 196 Sukarasa Bandung mencapai 13213 buah buku yang terdiri dari 5940 buah buku Fiksi, 7273 buah buku non fiksi serta 128 buah majalah serta ensiklopedia.

Untuk menarik minat baca siswa di kelas rendah, tersedia buku-buku cerita ringan yang berisi gambar-gambar yang menarik dan isi ceritanya mendukung pembentukan karakter baik siswa.

Untuk kelas tinggi pun tersedia bahan bacaan anak yang menarik. Diantaranya terdapat bahan bacaan dimana penulis buku-buku tersebut adalah penulis cilik sehingga bahasa yang digunakan sama dengan keseharian siswa.

Di Depan perpustakaan terdapat teras baca, Hal ini dilakukan agar semakin memudahkan siswa menjangkau bahan bacaan tanpa harus meminjam ke perpustakaan. Diwaktu senggang, mereka dapat membaca sambil duduk–duduk santai di depan perpustakaan.

Untuk meningkatkan minat baca, adanya penghargaan yang diberikan pihak sekolah kepada siswa yang meminjam buku terbanyak di perpustakaan, akan menambah motivasi siswa untuk senang membaca. Pemberian penghargaan berupa pin yang dibagikan 3 bulan sekali setelah upacara Bendera hari senin.

Pemberian Pin yang ukurannya besar diberikan kepada 3 orang juara umum, sedangkan pin yang berukuran sedang diberikan kepada 3 siswa pada tiap tingkatan kelas. Pemberian pin ini berpengaruh pada siswa, penghargaan yang diberikan dan disematkan oleh Ibu Kepala Sekolah , menjadi kebanggaan pada diri siswa. Hal ini menjadi pemantik siswa lain untuk meminjam buku ke perpustakaan.

Siswa yang sudah memiliki minat baca yang baik, akan memiliki kosa kata yang yang cukup banyak serta daya imaginasi yang mulai terasah. Kedua hal tersebut akan menjadi modal mereka untuk belajar menulis. Penulis mengakomodir keinginan siswa untuk belajar menulis.

Tulisan-tulisan mereka berupa cerpen dan puisi penulis kumpulkan dan dibuatkan dalam sebuah buku antologi karya siswa. Cerpen yang mereka buat berdasarkan pengalaman atau imajinasi mereka, buku-buku yang mereka baca seringkali menginspirasi kisah-kisah yang mereka tulis.

Buku antologi tersebut dicetak dan dibagikan kepada siswa setelah upacara bendera hari senin. Hal ini dapat pula menjadi pemantik para siswa untuk berani belajar menulis. Siswa yang berani belajar menulis pada dasarnya adalah siswa yang gemar membaca, karena buku-buku yang mereka baca akan menjadi inspirasi dalam menulis.

Peningkatan budaya baca di sekolah harus didukung oleh semua pihak. Guru sebagai figur harus mencontohkankegemaran membaca kepada siswa. Siswa yang sudah gemar membaca, bahkan sudah senang menulis, diangkat menjadi duta baca. SDN 196 Sukarasa mempunyai 3 orang duta baca, mereka ditugaskan mengajak siswa-siswa yang lain untuk gemar membaca buku.

Upaya menumbuhkan budaya baca di sekolah perlu adanya kerjasama dengan orang tua siswa, pembiasaan gemar membaca juga harus ditanamkan sedini mungkin di rumah, orang tua dihimbau turut menyukseskan gerakan literasi sekolah dengan cara mendukung putra-puterinya agar gemar membaca, diantaranya ketika memberikan hadiah kepada anak, alangkah baiknya memberikan buku bacaan yang inspiratif dan berisi cerita yang menanamkan budi pekerti yang baik. Selain itu orang tua juga harus menanamkan gemar membaca di rumah, serta menyeleksi buka bacaan anak di rumah.

Selogan-selogan manfaat membaca atau motivasi untuk gemar membaca perlu ditempelkan di berbagai ruang public, seperti lorong sekolah, di kelas, di kantor, dan di tempat-tempat yang mudah terlihat oleh warga sekolah. Selain itu penulis juga mengajak siswa untuk membuat bigbook, dimana ilustrasinya dibuat oleh siswa, sementara teksnya dibuat oleh penulis. Bigbook yang brjudul Sekolahku Bersih dan Sehat sering dibaca oleh siswa yang berkunjung ke perpustakaan. Menumbuhkan budaya baca perlu ditingkatkan agar seluruh warga sekolah gemar membaca. Diharapkan Siswa sekolah dasarpun dapat menjadi duta baca di lingkungan masyarakatnya kelak. Sehingga gerakan literasi Nasional dapat terwujud.

III. KESIMPULAN

Untuk merealiasasikan tujuan pendidikan nasional yaitu “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sakah satunya adalah dengan menumbuhkan minat baca di sekolah, terutama sekolah dasar sebagai fondasi pendidikan karakter. Menumbuhkan budaya baca di sekolah dasar sangat penting, agar kelak di kemudian hari siswa-siswa akan gemar membaca. Perpustakaan sebagai jantung sekolah sangat dipelukan untuk menumbuhkan budaya baca, Guru dan orang tua diharapkan menjadi figur yang baik untuk anak gemar membaca, serta adanya pojok baca dan duta baca membantu membentuk lingkungan budaya literasi.

IV. SARAN

Penulis berharap buku-buku yang dapat membentuk karakter anak dan buku-buku cerita rakyat yang ramah anak semakin mudah didapatkan oleh siswa , sehingga diharapkan dapat meningkat minat baca serta berwawasan kebangsaan, semakin cinta tanah air dan bangsa. Mereka menjadi insan yang literat dan tidak mudah dihasut berita-berita yang berisi ujaran kebencian yang dapat memecah- belah keutuhan bangsa dan negara.

LAMPIRAN

GAMBAR 1 DUTA BACA SDN 196 SUKARASA

GAMBAR 2. BIGBOOK KARYA PENULIS DAN ILUSTRATORNYA SISWA

GAMBAR 3. SISWA KELAS 1 MEMBACA BUKU DAN MENULISKAN JUDUL BUKU DI KERTAS UNTUK DITEMPEL DI KERTAS

GAMBAR 4. TERAS BACA

GAMBAR 5. ANTOLOGI KARYA SISWA

GAMBAR 6. PIN UNTUK REWARDS SISWA

GAMBAR 7. SIWA MEMBACA BUKU 15 MENIT SEBELUM PEMBELAJARAN DIMULAI

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aamiin Terimakasih Bu, kami akan terus berjuang

17 Oct
Balas

Semoga bisa berjalan dg lancar

17 Oct
Balas



search

New Post