Aku Berandai
Sebuah tangan muncul dari jendela mobil. Tangan yang bagus terbungkus oleh lengan baju warna merah. Gelang dan cincin yang ia pakai bercerita tentang jati dirinya. Muda, kaya, mungkin cantik, dan terpelajar. Setelah selesai melakukan aksinya, tangan itu ditariknya kembali ke dalam mobil, dan jendela itu tertutup dengan rapi. Lampu hijau menyala mengharuskan setiap pengendara meninggalkan tempat itu. Wanita yang ada dalam mobil itu juga melakukan hal yang sama, teriakan klakson mobilnya menunjukkan keinginnannya untuk mendahului kendaraan di depannya.
Ada yang tertinggal atau tepatnya sengaja ditinggalkan oleh wanita itu. Sebuah bungkus gula-gula yang isinya telah ia nikmati untuk menyegarkan tenggorokannya yang kering. Ia membuangnya begitu saja di jalan. Mungkin ia berpikiran toh ada penyapu jalan. Merekalah yang selalu setia membersihkan jalan meski dengan gaji yang tidak tinggi.
Wanita itu, sebagai pengguna jalan merasa tak perlu bertanggung jawab atas kebersihan jalan. Jalan bukanlah miliknya. Anugerah Adipura yang pernah diterima oleh kotanya karena keberhasilan walikota untuk mengajak warganya menciptakan kebersihan, tak dipikirkannya. Ia merasa dirinya bukanlah walikota ataupun petinggi kota yang punya kewajiban untuk memberi contoh warga tentang kebersihan. Mungkin nanti ketika ia akan menjadi isteri wali kota, atau dirinya yang akan menjabat, barulah hal itu akan dilakukan.
Semua orang ingin bersih. Karena kebersihan pangkal kesehatan. Karena kebersihan sebagian dari iman. Karena iman tanpa perbuatan akan mati. Tetapi kita sering mengandalkan keinginan itu kepada orang lain. Kita ingin bersih, tetapi kita memberikan tanggung jawab itu kepada orang lain. Kita sering tak peduli apakah pundak orang lain itu masih bisa memikul tanggung jawab itu ataukah sudah terlalu berat beban yang dibawanya.
Andaikan para pemilik mobil mau dan mampu membeli tempat sampah kecil yang harganya sangat murah dibandingkan dengan harga mobilnya. Seandainya tempat sampah di dalam mobil tersebut digunakan untuk menyimpan sementara sampah yang dihasilkannya selama berkendara. Seandainya para orang tua memberi contoh kepada anaknya untuk tidak membuang sampah lewat cendela mobil ketika berkendara.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Apik critanya, ..kaya dan cantik, belum tentu berpendidikan, dan berwawasan luas....salut
Benar Pak. Bukan jaminan.
Wauw mantab karyanya bun..sukses selalu
Wauw mantab karyanya bun..sukses selalu
Terima kasih Bu. Salam sehat
Tulisan yang bagus..semoga kejadian itu bisa jadi pelajaran bagi kita semua untuk tidak buang sampah sembarangan. Sukses bun..salam literasi. Ijin follow ya bun..
Terima kasih. Mari bernagi kebaikan lewat tulisan. Terima kasih juga follownya.