Theresia Sumiyati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Bu Renggo 12

Krisna meninggalkan rumah dengan hati gundah. Ia tak menyangka ibunya bersikap seperti itu. Harapan yang tadi menggunung kini hancur berkeping-keping. Ibu yang sangat disayangi ternyata telah menorehkan luka di hatinya sekaligus di hati kekasihnya.

Ia tak habis pikir, mengapa ibunya mempermasalahkan pendidikan Lita. Hanya karena tidak kuliah, Lita langsung dicap tidak berkualitas. Padahal kenal juga baru sekali ini. Krisna bingung dengan jalan pikiran ibunya. Dalam hal ini ia tak sependapat. Ia ingin membantah, namun di sisi lain ia juga harus menaruh hormat. Bu Renggo, ibu yang telah berkorban jiwa raga untuk dirinya.

Ibu, cinta pertama bagi seorang anak. Sejak dalam kandungan ia sudah merasakan kasih sayang itu. Tubuh yang langsing berubah tanpa bentuk. Tidak bebas dalam berkegiatan. Duduk salah, tidur pun susah. Tidak semua makanan bisa dikonsumsi. Hanya makanan tertentu saja yang bisa dimakannya. Sate padang, satu-satunya makanan yang bisa memberi kekuatan kepada ibunya. Selain itu, akan ditolaknya.

Setelah 9 bulan mengandung dengan susah payah, ibunya juga melahirkan dengan lebih payah lagi. Keadaan dirinya yang sungsang di rahim membuat ibunya harus melahirkan dengan tidak normal. Belum lagi kesusahan yang lain saat ia sudah dilahirkan. Tidur larut malam sering dilakukan oleh Bu Renggo karena dirinya tidak mau cepat tidur. Sehingga kesehatan ibunya sering terganggu. Kurang tidur, masuk angin, merupakan langganan bagi ibunya.

"Ah...Ibu," Krisna mendesah memikirkan ibunya. Sementara Lita yang duduk di sampingnya juga gelisah. Dari sejak duduk di travel tak ada suara yang dikeluarkannya. Krisna dan Lita sama-sama diam, berkelana dengan pikiran masing-masing.

"Lita....," Krisna menggenggam tangan Lita.

"Ya ...," Lita menjawab lesu.

"Maafkan ibuku."

"Oh, tidak apa-apa. Memang seharusnya begitu seorang ibu."

Lita menjawab sekenanya. Padahal dalam hatinya ia berkata, "aku terhina."

Dia yang SMA dipandang sebelah mata oleh ibu Krisna. Apakah semua lulusan SMA tidak berkualitas? Sulit baginya memahami jalan pikiran Bu Renggo. Lita melihat keluar jendela. Kepada pepohonan di sepanjang jalan yang dilewati ia bercerita tentang kecewa yang ia rasakan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Menarik sekali ceritanya Bunda. Ditunggu kelanjutannya.

20 Apr
Balas

Terima kasih. Siap lanjutkan.

20 Apr

Mantap Bunda. Seru, n8h! Ditunggu lanjutannya ya Bucan.

20 Apr
Balas

Terima kasih Bu. Semangat untuk menulis.

20 Apr



search

New Post