Theresia Sumiyati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Bu Renggo 17

Hari libur ini digunakan oleh Krisna untuk bersih-bersih. Pakaian-pakaian kotor ia antar ke loundry. Handuk dan sprei juga dibawanya. Ia ingin semua dalam keadaan bersih sebelum ia mulai bekerja lagi pada hari keesokan harinya.

Setelah itu dia mencari sarapan di warung. Warung langganan tahu benar kesukaan Kris.

"Biasa Mas Kris?" kata Bu Mumun pemilik warung.

"Iya Bu dua bungkus, sekalian untuk siang."

Tanpa menunggu lama Kris menerima 2 bungkus pesanannya.

"Terimakasih Bu, ini uangnya."

"Uangnya baru, barusan gajian ya Mas? Terimakasih ya."

Krisna hanya tersenyum mendengar kata-kata ibu itu, kemudian segera berlalu. Sesampainya di rumah kontrakan ia segera membuka bungkusan tanpa karet 2 sesuai pesan Bu Mumun. Bungkusan dengan karet 2 untuk nanti siang, lauk dan sayurnya telah dipisahkan.

Aroma masakan Bu Mumun langganannya langsung menggoda. Nasi dengan telur dadar wortel mengingatkan kepada Lita pacarnya, itu terus yang ia pesan saat makan berdua di warung Bu Mumun.

"Sedang apa ya dia?" katanya dalam hati.

Krisna ingin menghubungi Lita. Meskipun kemarin ibunya berpesan untuk putus, tetapi ia tak sanggup. Hatinya masih tertambat kepada gadis lulusan SMA itu. Baginya calon istri tak perlu ditanyakan ijazahnya. Yang penting adalah seorang gadis yang baik. Lita memenuhi kriteria baik itu, sopan, manis, gampang diajak bertukar pikiran. Cukuplah baginya untuk menjadi istri dan calon ibu dari anak-anaknya. Untuk yang lain Kris berpikir nanti akan dipelajari bersama saat sudah menjadi suami istri.

Ia memegang gawainya, siap untuk menghubungi Lita. Terakhir ia berbicara dengan Lita saat mengantar pulang beberapa hari yang lalu. Ia sengaja tidak menghubungi agar sakit hati kepada ibunya bisa hilang.

"Lita."

Krisna mengirim pesan suara kepada Lita. Kemudian ia mengisi perutnya agar tak diprotes oleh dirinya sendiri. Nasi putih, telur dadar wortel ia santap sampai tandas. Tak ada sisa sedikit pun. Ia ingat pesan dari "Putri Tangguk" untuk tidak menyia-nyiakan makanan. Putri Tangguk merupakan sebuah cerita rakyat dari Kerinci yang memiliki pesan moral sangat bagus. Menghargai makanan dengan tidak membuang-buang makanan itu, sama dengan pesan ibunya.

Krisna melirik gawainya. Tak ada respon dari Lita. Krisna jadi penasaran. Ia khawatir terjadi sesuatu dengan pacarnya. Tangannya sibuk mencari informasi ke mana-mana melalui HP-nya. Kenalan Lita ia hubungi satu persatu. Tak seorang pun membuat wajahnya berseri, malahan tambah berkerut. Krisna tak menyadari bahwa nomor kontaknya telah diblokir Lita sejak beberapa hari yang lalu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post