Theresia Sumiyati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Bu Renggo14

"Bu, kenal kan sama Susi Pudjiastuti?"

"Kenal, yang rambutnya tebal itu?"

"Benar."

"Kawan kita dulu, yang sekarang pindah ke Bantul?"

"Bukan," Pak Renggo terkekeh.

"Jadi yang mana? Apa yang sekarang jadi PNS?"

"Bukan juga."

"Terus yang mana?"

"Itu yang sering muncul di TV."

"Artis?"

"Ya ampun, itu lo yang dulu sering menenggelamkan kapal."

"Oh..., itu to yang punya banyak pesawat?"

Bu Renggo mengangguk-angguk. Ia ingat dengan sosok menteri kelautan dan perikanan Susi Pudjiastuti. Wanita dengan suara berat itu memang terkenal dengan tindakan yang berani, menenggelamkan kapal asing yang mencuri ikan di perairan Indonesia. Beliau wanita kekar, tetapi tetap anggun dengan kebaya hasil karya Anne Avantie. Dua sisi yang menarik terutama bagi Bu Renggo.

"Ada apa dengan Bu Susi?"

"Menurut berita, beliau ijazahnya cuma SMP."

"Oh ya? Hebat sekali. Pinter, berani, jujur. Coba di negara kita banyak orang yang seperti itu, pasti korupsi berkurang ya."

"Tapi..."

Pak Renggo perlu mempersiapkan hati dan pikiran untuk melanjutkan kata-katanya. Jangan sampai membuat hati istrinya gundah, karena masalah ini sangat riskan. Ia tak mau kejadian kemarin sore terulang lagi.

"Tapi apa Mas?" ucap Bu Renggo tak sabar.

"Emm...Lita," kata Pak Renggo lirih.

"Lita lagi, Lita lagi!"

"Bu, ternyata kualitas seseorang itu tidak ditentukan ijazahnya."

"Ah, kan tidak semua. Seribu satu Mas."

"Siapa tahu Lita termasuk yang satu itu."

"Ah, gak mungkin."

"Kemungkinan itu selalu ada Bu."

"Tapi untuk hal ini tidak."

"Kita cobalah Bu."

"Apaan, cari menantu kok coba-coba. Sekali untuk seumur hidup!"

"Cobalah lunakkan hatimu Bu. Bukankah Tuhan bersabda yang keras lunakkanlah, yang beku cairkanlah, yang bengkok luruskanlah!"

"Ah khotbah jangan di sini!"

Pak Renggo tersenyum, meskipun hatinya kecewa. Sampai hari ini belum berhasil mempengaruhi hati istrinya. Pendapat yang menurutnya kuno itu harus diberantas. Begitu mudahnya menilai bahkan memberi cap negatif kepada orang lain yang baru dikenal. Pak Renggo tidak setuju dengan tindakan gegabah yang dilakukan istrinya. Akan tetapi ia tak menemukan cara jitu untuk menembus jalan pikiran tidak benar itu.

Pak Renggo ingin melanjutkan pembicaraan. Namun wajah istrinya tak memberi izin. Mata Bu Renggo mulai menyipit, vaksin tadi pagi mulai bereaksi. Pak Renggo harus mencari saat yang tepat

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lanjut bu

01 May
Balas

Sip

05 May



search

New Post