Cabainya Manis
Cabainya Manis
Di belahan dunia manapun, cabai pasti pedas. Dulu aku bukanlah penyuka cabai. Perut langsung mules jika makan makanan pedas. Maka aku sering menghindarinya. Aku tak akan terpengaruh oleh harga cabai yang melambung. Biasanya hal ini terjadi menjelang hari raya.
Tetapi, waktu telah membuat ku punya cerita lain tentang cabai. Lama merantau cuma sedikit demi sedikit aku jatuh cinta dengan si cabai. Perutku pun senang dengarnya. Sekarang makan tanpa sambal sepertinya kurang "mak nyus".
Tetangga sebelah ku seorang petani tulen. Beliau bekerja keras. Adanya kurus, tetapi sangat kuat. bisa tahan bekerja dari pagi sampai malam titik di usianya yang tak ada lagi beliau tetap bekerja.nama-nama kebun dengan bermacam-macam sayuran, salah satunya adalah cabai titik kini tanaman cabai yang sudah mulai berbuah titik banyak yang sudah memerah.
"Bu, kalau mau cabai ambil saja, petik sendiri. "
"Oh ya Pak dengan senang hati."
Aku lalu memetik beberapa, sambil ngobrol dengan beliau. Beliau bercerita tentang 10 anaknya yang kini sudah dewasa. Senang dan bangga terlihat dari sinar matanya. Meskipun beliau tak pernah sekolah, tetapi membekali anak-anaknya dengan pendidikan yang cukup.
" Terima kasih Pak cabainya. "
"Sama-sama. Kalau pengen lagi pas saya enggak ada di rumah langsung petik saja ya Bu. "
"Waduh.... Terima kasih banyak Pak."Jawab kusenang.
Tetanggaku ini sangat baik. Aku diizinkan memanen di tempat yang aku tak pernah menanamnya. Luar biasa. Sebuah teladan yang pantas untuk ditiru dan diwariskan kepada anak cucu. Di situlah manisnya cabaiku. Cabai yang kuterima dari seorang bapak yang tulus memberi, tanpa menuntut balas.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sukses, Pak. Saya juga mau
Boleh, ditunggu kedatangannya
Ketulusan dari Pak Tani, cabai yang pedas tetap terasa manis ya Ibu, itulah enaknya hidup bertetangga dengan orang dermawan
Benar Pak
betapa tulusnya tetangga itu..tapi langka lhoh he..he., biasanya tetangga kok begitu..he..he., salam
Tetanggaku istimewa
jadi permen cabe nih. . . .
keren . . .
Terima kasih Bu