Dua Dunia
Dua Dunia
Seorang ibu muda duduk berdua dengan gadis kecilnya. Dari penampilannya, orang yang melihat pasti akan berkata dalam hati, alangkah beruntungnya dia, muda, cantik, terpelajar, dan…… kaya. Siapa pun dia akan mendambakan predikat itu. Gadis kecil yang duduk di samping kanannya tak kalah menarik, kulit putih bersih, wajah cantik, dan matanya menyimpan potensi yang tidak semua anak punya, yang bisa membuat orang tuanya berkata dengan bangga, “Anak siapa dong?”
Sebuah alat komunikasi yang super canggih ada di genggaman ibu muda itu. Jari lentiknya dari tadi tak lepas dari benda pintar itu. Sesekali ia berkerut, meski wajahnya tetap cantik. Namum tak jarang ia tersenyum bahkan tertawa menambah bersinar wajah cantiknya.
“Ma, a….” anak itu tak melanjutkan kata-katanya. Tangan ibunya telah menepis tangannya yang kecil yang mencoba menyentuh tangan ibunya yang sedang sibuk dengan benda ajaibnya. Kata-kata yang akan keluarpun ikut hilang bersama pelototan mata ibunya. Anak itu diam saja, ia menunggu beberapa menit lagi untuk menyatakan maksudnya. Dan ketika kesempatan itu datang ia kembali mencolek tangan ibunya.
“Ma, …………”
“Heh….diam kenapa sih!”
Kali ini hardikan ibunya sangat mengejutkannya. Ia sangat kaget karena beberapa detik yang lalu ia lihat mamanya tersenyum sangat manis, meski wajahnya tak menoleh kepadanya, karena masih terpaku dengan benda ajaib itu. Wajah anak itu mengkerut, ada rasa takut, jengkel, dan ingin menangis, tersaji sempurna di wajah mungilnya.
“Ah, mamaku”, keluhnya dalam hati.
Perempuan cantik yang dipanggil mama oleh anak itu kembali melanjutkan kesibukannya. Berkelana di dunia maya adalah kebiasaannya, kesukaannya, pekerjaannya, dan kesehariannya. Dunia nyata lebih sering ditinggalkannya. Rengekan bahkan tangisan anak bukanlah hal yang perlu ia respon dengan baik. Ia lebih senang menyerahkan urusan itu kepada asisten rumah tangganya yang selalu melayani, entah setia ataukah terpaksa demi lembaran rupiah yang sangat ia butuhkan untuk kelangsungan hidupnya. Uang di dompetnya tak pernah habis, kekayaan suaminya cukup untuk membeli kenyamanan dunia yang diinginkannya sampai 7 turunan. Entah untuk turunan ke 8, masih adakah harta itu, hal yang tak pernah terpikir olehnya.
“Sil, ayo kita ke kafe seberang itu,” katanya tanpa menoleh ke sebelah di mana tadi anaknya duduk. Tak ada respon yang sampai di telinganya.
“Sil, ayo ikut mama gak?” Nada tinggi dan suara yang lebih keras menunjukkan kekesalan hatinya. Dan ketika ia menoleh ke sebelah kanan di mana tadi anaknya duduk, ia tak menemukan sosok yang dipanggilnya “Sisil”. Ia terkejut, matanya nanar mencari ke segala sudut, dengan harapan menemukan anaknya. Tetapi sampai matanya lelah pun ia tidak menemukannya.
Ia putus asa, di situ tak ada lagi manusia selain dirinya. Orang-orang yang di sekitarnya telah meninggalkan tempat itu tanpa sepengetahuannya. Ia tidak menyadari keberadaan maupun tidak keberadaan orang-orang di sekitarnya, karena dia sibuk dengan dunianya sendiri. Menyesalkah dia? Hanya dia sendiri yang tahu. Ia berjalan lesu menuju mobil mewahnya, dan ketika hati kecilnya mendengar suara lembut anaknya, “Ma……..” ia segera bergegas membuka pintu mobilnya, membantingnya ketika menutupnya, dan melarikan kotak besi itu bak seorang pembalap kelas dunia. Harapannya hanya satu, menemukan anaknya.
Sementara itu, gadis kecil, yang biasa dipanggil “Sisil” telah pergi dengan membawa aneka kecewa. Yang ia inginkan seseorang yang mau mendengar kata-katanya, yang mau melihat senyumnya, yang mau menggandeng tangannya. Mungkinkah itu ayahnya, neneknya, kakeknya, ataukah ……boneka beruangnya yang selalu menemani ketika di kamar tidur. Sayang sekali, Sisil tidak ingat jalan pulang.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar