Theresia Sumiyati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Hanya Itu

Terdengar suara memanggil-manggil. "Us us," itu yang selalu kudengar. Dari pagi kemarin lusa sampai pagi hari ini masih kudengar suara itu. Kuintip dari di balik jendela kaca, siapa gerangan yang memanggil-manggil itu. Oh, seorang ibu tua tetanggaku. Kulihat dari raut mukanya beliau sedang kebingungan. Aku ingin mencari tahu apa yang membuatnya begitu.

Kubuka pintu rumahku, kusapa beliau dengan ramah. Kutanyakan apa yang sedang beliau lakukan. Beliau tidak menjawab, hanya tangannya menunjuk-nunjuk ke sebuah semak. Aku bingung tidak tahu apa yang beliau maksud. Kuarahkan pandanganku ke sana, ke semak-semak itu. Aku tak melihat apa-apa yang perlu dicermati selain semak.

Sekali lagi kutanyakan kepada ibu itu apa yang beliau cari. Tetapi tak ada jawaban darinya. Beliau tetap menunjuk-nunjuk semak yang sedang bergoyang itu. Aku mencoba mendekatinya. Ingin tahu apa yang terjadi di semak-semak itu. Tetapi ibu itu melarangku. Aku menjadi bingung karenanya. Maka aku diam saja. Kembali ibu itu mengucapkan kata yang sama "Us, us." Aku pun ikut mengucapkan kata-kata itu. Ibu tersebut merasa senang. Wajahnya berseri, tak seperti tadi. Tersungging senyum di bibir keriputnya. Namun tetap memberi keindahan di rona wajahnya.

Ibu itu melihatku, sejenak kemudian pandangannya dialihkan ke semak itu. Demikian berganti-ganti. Aku mengikutinya memandang ke arah semak itu. Saat mataku beradu pandang, ia tersenyum manis sekali. Aku melihat kebahagiannya dari senyum itu.

Ketika tak kutemukan hal istimewa di semak itu, aku mengisyaratkan kepada beliau untuk segera masuk rumah lagi. Tetapi wajahnya berubah cemberut. Aku jadi salah tingkah. Tak tahu apa yang diinginkannya. Tak sengaja mulutku mengucapkan kata-kata tadi, "Us us." Kulirik wajah ibu di dekatku, lebih cerah, dan akhirnya kudengar tawanya. Tanpa kata beliau meninggalkanku perlahan-lahan. Sambil melambaikan tangannya beliau menuju ke pintu rumahnya.

Oh... rupanya dengan dua suku kata saja, beliau bergembira. Terhalau semua risau di hati berganti riang dan wajah berseri. Tak perlu banyak kata. Cukup itu saja, karena beliau memang tak bisa mengucapkan kata selain us...us.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren Bunda. Salam literasi.

28 Jun
Balas

Terima kasih. Salam kembali.

29 Jun



search

New Post