Theresia Sumiyati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Hilang

Hilang

Bu Ina, gambaran wanita sempurna. Cantik, anggun, kaya, dan terkenal. Beliau juga ramah, baik hati, suka memberi, cepat kaki ringan tangan. Sepertinya semuanya yang baik-baik beliau punya. Tak jarang banyak orang menyandarkan harapannya kepada Bu Ina. Dan sudah terbukti, harapaan itu tak sia-sia. Yang mengherankan, walaupun banyak memberi ia tak pernah kehabisan. Bahkan rasanya semakin bertambah apa yang menjadi miliknya. Satu yang tak pernah bertambah adalah suaminya, karena ia tak berniat memberikannya kepada siapa pun. Beliau sangat bersyukur memiliki satu suami yang sangat menyayanginya. Sampai saat ini beliau tak ada niat untuk menambah menjadi 2 atau pun 3.

Bu Ina selalu ceria, baik di rumah mau pun di kantor tempatnya bekerja. Rekan-rekan kerjanya selalu terhibur dengan adanya Bu Ina di situ. Ada-ada saja ide kreatifnya untuk memompakan semangat bagi rekan-rekannya. Pantaslah beliau sangat dirindukan jika suatu hari tak masuk kerja. Seakan mereka kehilangan sesuatu. Sesuatu yang tak tergantikan oleh siapa pun. Karena tak ada Bu Ina yang lain. Mungkin ada nama Ina selain beliau, tetapi tak bisa menyamai keunikannya.

Hari ini ada hal yang tak biasa terjadi dengan Bu Ina. Demikian juga dengan rekan kerjanya. Tak ada tawa ria dari tadi. Sepi, seperti suasana kelas yang dipasang tulisan “diharap tenang karena sedang ada ujian”. Padahal biasanya begitu ada kesempatan, Bu Ina dan rekan-rekannya selalu beradu tawa. Suara mereka menggema memenuhi ruangan, hingga menyentak sampai ke sudut-sudutnya. Seorang ibu memberanikan diri bertanya kepada Bu Ina. Menanyakan mengapa dari tadi Bu Ina tidak berbicara. Bu Ina tetap tidak mengeluarkan suara. Beliau mengambil hp dari dalam tasnya. Mencari foto di galeri, kemudian menunjukkan kepada temannya itu. Tak ada istimewaanya foto itu. Bu Ina juga tidak terlihat dalam foto itu. Ada kebingungan di hati temannya, tetapi takut bertanya lebih lanjut. Bu Ina mengerti itu semua. Maka beliau mengambil secarik kertas, lalu menulisnya. “Kemarin ada pemungutan suara. Suaraku sudah kumasukkan ke kotak itu. Aku tak bisa mengambilnya lagi.”

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

ha..ha., ada ada saja tuh bu Ina..ampun

25 Jun
Balas

Hahaha Bapak

27 Jun

Kunci mana kunci...

25 Jun
Balas

Sudah dibuang

27 Jun

Haaa... Bu Ina

25 Jun
Balas

Haaa... Bu Ina

25 Jun
Balas

Hehehe. Terima kasih sudah mampir baca.

25 Jun

Sudah habis suaranya Bu Ina

25 Jun
Balas

Iya, sudah masuk kotak

27 Jun

Hahahaha Bu Ina ada ada aja. Cerita nya lucu menggemaskan Bu. Keren

25 Jun
Balas

Hehehe, terima kasih Bu

27 Jun

oooo. sudah dikotakin. hehehe

25 Jun
Balas

Dikotakin terus dibungkusin

27 Jun



search

New Post