Theresia Sumiyati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Jawaban Apa yang Akan Kau Beri?

Jawaban Apa yang Akan Kau Beri?

Sebuah kelas ramai dipenuhi oleh anak-anak dengan beraneka macam ragam tingkah dan sifatnya. Seorang anak yang pemberani dan berpikiran kritis bertanya kepada gurunya.

"Bu, apakah buku saya kemarin sudah dinilai? "

Pertanyaan ini sangat sederhana. Sangat lumrah ditanyakan oleh seorang murid kepada gurunya. Tetapi akan menjadi masalah yang sangat berarti baik bagi murid maupun guru yang ditanya. Jika seorang guru sedang mengalami sesuatu yang menggangu sehingga belum melakukan tugasnya yaitu menilai, pastilah jawabannya tidak enak. Suasana hati yang tidak mengenakkan akan membuat pertanyaan sederhana tersebut mengganggu kenyamanannya. Karena terganggu dan merasa terusik maka jawaban yang akan diberikan mungkin seperti ini.

"Ah, kamu! Belum! Nggak tahu ya pekerjaan Ibu banyak. Bukan hanya mengurusi bukumu saja!"

Jika jawaban itu yang keluar dari mulut Ibu gurunya bisa dibayangkan apa yang terjadi dan dirasakan oleh murid tersebut. Ia pasti pada posisi pihak yang bersalah karena apa yang dilakukan ternyata mengganggu kenyamanan Ibu gurunya. Padahal bertanya adalah haknya sebagai seorang murid. Dan pasti dia tidak tahu apa yang sedang terjadi di alam pikiran gurunya. Yang ia lakukan adalah hanya bertanya dan ingin ingin mendapatkan jawaban. Entah jawaban itu menyenangkan atau tidak menyenangkan. Ia akan merasa senang kalau ibu gurunya menjawab dengan kata-kata yang manis dan penuh senyuman, "Sudah Nak."

Mungkin ia akan kecewa ketika mendapat jawaban, "Belum Nak." Jawaban yang mengecewakan ini mungkin masih diterima oleh anak tersebut. Apalagi kalau ibu guru menjelaskan mengapa hal itu belum dilakukan, dan berani minta maaf kepada muridnya bahwa itu memang merupakan kesalahannya. Anak akan mencoba memahami apa yang sedang dirasakan atau dialami oleh gurunya. Ia akan berlalu dari depan gurunya dan mungkin akan berpikir untuk belajar memahami keadaan orang lain.

Alangkah baiknya jika seorang guru memberi jawaban dengan baik meskipun jawabannya bernilai negatif (Belum Nak). Jangan biarkan anak merasa pada posisi yang salah. Karena hal itu akan berakibat seorang anak tidak berani bertanya lagi kepada gurunya. Takut ia disalahkan, takut mengganggu gurunya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan inspiratif. Sukses selalu, Bunda. Salam literasi

03 Oct
Balas

Terima kasih Pak. Salam kembali.

03 Oct

benar bu...memberi nilai memberi apresiasi..mantap Bu. salam

03 Oct
Balas

Terima kasih sudah membacanya. Semoga bermanfaat. Salam kembali.

03 Oct

Benar bu, terima kasih tulisan yang mengingatkan guru harus bijak, salam literasi bu

03 Oct
Balas

Salam kembali Bu. Semoga bermanfaat.

03 Oct

Sepakat ibu mantap itulah pendidik barakahAllah

03 Oct
Balas

Sip. Terima kasih Bu.

03 Oct

Setiap pertanyaan harus kita jawab dengan bijak dan senyum....agar anak berani bertanya.... salam literasi

03 Oct
Balas

Benar sekali agar kita tak menakutkan. Kita belajar memahami anak.

03 Oct

Betul bunda, harus menjawab walaupun belum. Salam sukses selalu Bunda

03 Oct
Balas

Terima kasih Bu. Sukses juga buat Ibu.

03 Oct

Benar sekali Bunda. Kita harus menjawab pertanyaan anak dg bijak dan menyenangkan hati mereka. Sukses selalu buat Bunda

03 Oct
Balas

Terima kasih Bu. Mari kita berikan yang terbaik untuk anak-anak. Salam dari saya.

03 Oct



search

New Post