Kata Mereka
Kata Mereka
"Ke mana perginya Adul? Lama sekali dia tidak duduk di pangkuanku. Biasanya aku keberatan saat dia mulai duduk. Belum lagi kakinya yang nakal menendang-nendang kakiku. Sepatunya yang berat membuatku lecet-lecet. Padahal majikanku tak peduli dengan sakit kakiku ini. Kalau belum patah aku dibiarkan saja. Sedih rasanya, aku pengin menangis, jika diperlakukan seperti itu. Tetapi sekarang aku tak pernah merasakan lagi. Lama sekali dia tak datang dan kemudian duduk di pangkuanku. Tambah beratkah dia, atau sebaliknya jadi ringan?"
"Aku juga lama nggak ketemu Adel. Biasanya ia sering tertidur di atasku. Badannya sih kecil, jadi aku nggak keberatan. Tapi yang bikin aku gak tahan itu tangannya. Usil banget. Badanku pernah dicoret-coret dengan pena. Katanya penanya macet, padahal baru dibelikan oleh mamanya dua hari yang lalu. Ibu guru marah kepada Adel. Tapi tangannya tetap usil tak mau diam. Pernah juga sebotol cairan penghapus pena ia tumpahkan di mukaku. Bisa dibayangkan wajahku memutih tanpa perlu memakai masker bengkoang."
Dua sahabat itu terdiam, berhenti bercerita. Petugas kebersihan mengangkut mereka untuk dibawa ke dalam gudang. Mereka menurut saja, tanpa kata. Untuk sementara kursi dan meja disimpan dan akan dikeluarkan lagi saat anak-anak masuk sekolah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Merdeka .. salam literasi ibu
Salam kembali
Kursi yg cerita, keren bunda
Iya Bu. Terima kasih