Aku memandang langit-langit kamar. Bermacam-macam gambar ada di sana. Ada bagian yang terang, ada bagian yang gelap. Beraneka cerita ada dalam gambar itu. Semua pernah kulalui.

Ada senyum ada tawa ada juga tangis dan air mata. Tuhan telah memberiku kebahagiaan dan kesedihan yang hampir bersamaan. Memberiku peringatan bahwa tak ada yang abadi didunia ini. Tidak perlu terlalu gembira hingga lupa bersyukur atas kebahagiaan yang Tuhan berikan.

Tidak perlu larut dalam kesedihan apabila tangis itu ada di mata kita. Semuanya akan berlalu sesuai dengan waktu yang Tuhan berikan. Tidak selamanya kita akan bergembira. Tidak selamanya juga kita akan bersedih.

Ikutilah seperti air sungai yang mengalir. Tiada henti tak pernah berhenti. Selalu mengalir dengan seluruh gejolak yang ada. Selalu memberi kesegaran kepada mereka yang membutuhkan. Selalu memberi aliran kepada semua yang membutuhkan.

Sekuntum bunga akan mekar. Hari berikutnya akan layu. Selembar daun akan jatuh karena kering. Tetapi ada tunas baru yang menggantikannya. Manusia pun akan mati. Namun tetap ada kelahiran di hari lain. Semuanya memang ada waktunya.

Waktu kita tidaklah sama dengan waktu Tuhan. Semua kesabaran yang kita miliki akan menjadi sangat menyenangkan. Jika kita tetap mohon rahmat Tuhan, agar kesabaran itu memberi kebahagiaan dan ketenangan kepada kita.

Kesedihan memang seperti terlalu banyak yang kita rasakan. Seakan-akan waktu bahagia lebih sedikit daripada waktu kesedihan kita. Tetapi percayalah Tuhan telah menyediakan waktu agar kita bergembira, agar kita bersedih, agar kita menyadari diri, agar kita bisa introspeksi. Tidak perlu mengeluh terus, ikuti saja karena semuanya akan berlalu. Tuhan telah menyediakan waktu untuk kita di mana kita bisa penuh semangat dan bergembira dalam menghadapi kehidupan ini.

Jambi , 15 Mei 2020