Masker
Masker
Lima belas menit berlalu dari waktu makan siang, Pak Suto masih tetap berada di ruang makan. Entah apa yang ia lakukan. Ada-ada saja alasan untuk tidak meninggalkan tempat itu. Sepertinya ia merasa nyaman di zona kaum wanita itu. Isterinya sudah tak berada di dapur. Ia sudah beralih di tempat duduk kesayangannya. Sebuah kursi goyang terbuat dari rotan yang terletak di ruang tengah. Imajinasinya sudah berkelana bersama sinetron yang dilihatnya. Sinetron tersebut sudah merasuk di hati sanubari serta pikirannya. Ia terhanyut oleh alur cerita yang disajikan. Kadang seluruh emosi tertumpah saat ia menikmati sinetron itu. Ia bisa menangis berurai air mata, ia bisa tertawa terbahak-bahak, bahkan ia pun bisa marah dan geram.
Saat jeda iklan ia baru sadar, bahwa suami yang sangat disayanginya itu masih tetap berada di ruang makan . Ia memanggilnya walaupun mata masih tertuju di layar televisi. Hanya satu kata yang ia dengar dari mulut suaminya. Ia tak mengulangi lagi panggilannya karena sinetron sudah mulai lagi. Tetapi sampai jeda iklan berikutnya, ia tak mendapatkan suami duduk di sampingnya. Ia mulai curiga, apa iya sih suamiku tertidur di ruang makan? Dengan tempo yang sesingkat- singkatnya itu ia melongok ke dapur. Ia melihat suaminya menuang segelas air. Maka ia kembali lagi memelototi sinetron yang makin seru. Wajahnya berseri melihat adegan di televisi yang mengingatkan drinya bersama anak-anaknya. Sejenak angannya melambung menyambangi kedua anaknya yang jauh di rantau. Ia bangga dan bersyukur, karena Tuhan memberi anugerah dua anak lelaki yang tahu bagaimana menyayangi orang tuanya. Ia menoleh ke samping kanannya, ingin membagi kebahagiaan itu kepada suaminya. Tetapi yang ia dapati hanyalah kursi kosong. Suaminya masih belum beranjak dari ruang makan.
Ia melongok lagi ke dapur. Dilihatnya suami tercinta masih masih duduk manis di kursi yang tadi ditempati saat makan siang. Kali ini giliran setoples keripik pisang yang dihadapinya. Tanpa kata ia mendatangi suamimya. Ia menyodorkan sebuah masker warna biru. Siang itu mereka tak berencana keluar, maka suaminya mendadak bingung menerima masker itu. “Kita memang tak akan keluar Pa, tetapi harap dipakai masker itu biar Papa berhenti mengunyah!” Suaminya mendelik mendengar kata-kata isterinya. Ia mengelus perutnya yang semakin tambun. Ditutupnya toples itu setelah ia mengambilnya beberapa keping.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren bun...siap mencoba hehe.
Hahaha, harus.
Semangat berliterasi, semoga sukses selalu.
Terima kasih Pak Edi. Salam.
Hahaha
Hehehe
Mantap bu...fungsi lain dari masker ya bu...salam literasi bu..
Terima kasih. Salam kembali
whahaha, boleh dicoba juga nih bund. selalu pakai masker, agar diet berhasil. keren bunda. sukses selalu
Harus dicoba. Hehehe