Pulanglah
Sesuatu terjadi di ujung lorong. Aku berjalan ke sana, menuruti rasa penasaranku. Banyak orang berkerumun. Ketegangan terpancar di wajah mereka. Bahkan sebagian muka mereka memerah, pertanda menahan marah yang melimpah. Untung tak ada sumpah serapah.
Pandanganku kuedarkan ke sekeliling. Berusaha mencari pembanding. Tetapi wajah muda mereka telah kering. Sejuknya telah hilang dibawa pulang sang malam sebelum sempat mereka berkembang.
Tinggallah kepulan asap dari sebatang uang yang terbuang. Tercium aroma kemabukan yang terbungkus keputusasaan.
Mereka, remaja tanggung yang tengah terkurung. Terkurung oleh keinginan yang melambung tetapi jauh dari senandung cinta Ibunda.
Aku ingin bersama mereka, untuk sekedar mendengarkan sepenggal kisahnya. Tetapi telingaku tak mampu. Tanganku ingin merengkuhnya, tetapi tak cukup kuat untuk mereka. Kutangisi semua ketakmampuanku, sambil menjauh dari mereka.
Nak, aku hanya bisa berdoa untuk kalian, sambil berharap kerumunan bubar. Pulanglah, kembalilah ke rumah. Lihatlah jerih lelah orang tuamu adalah bukti cinta abadi untukmu.
Kebahagiaan kalian bukan malam ini saja, bukan di lorong ini saja. Masih banyak malam yang harus kalian lalui, sebanyak jalan yang harus kalian tempuh.
Memang tak semua malam yang akan kalian lalui memberi kehangatan. Juga tak semua lorong yang kalian lalui menyenangkan. Bersabarlah, bertekunlah dalam doa, kalian akan dikuatkan oleh-Nya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar