Sahabat Pemulung

Runi disuruh ibunya untuk membuang sampah. Itu adalah tugasnya setiap sore hari. Runi melakukan tugas itu sejak kelas 2 SD. Jarak antara rumah dan tempat pembuangan sampah itu dekat. Maka mamanya tidak khawatir melepaskan untuk membuang sampah setiap hari.

Hari ini sampah yang dibuang oleh Runi ada dua kantong. Satu kantong sampah organik dan satu kantong sampah non organik.

Sampai di bak sampah yang dimaksud bertemu dengan seorang bapak. Bapak itu sudah tua ditandai dengan rambutnya yang sudah mulai memutih. Runi agak takut melihatnya. Karena penampilannya tidak rapi dan sangat kusam. Runi ragu-ragu untuk membuang sampah yang sudah dibawanya.

" Kamu mau membuang sampah? "

Runi mengangguk saja tak berani mengeluarkan suara. Kemudian bapak tua itu segera mengambil sampah yang dibawa oleh Runi. Ia membiarkan saja sampah itu beralih ke tangan Bapak tua. Kemudian bapak tua itu mulai membuka kantong sampah yang di bawa oleh Runi. Ia memilih beberapa sampah. Runi memperhatikannya dengan penuh keheranan. Sampah yang dianggapnya barang kotor tetapi mengapa bapak tua itu masih mengambilnya. Runi tidak tahu bahwa itulah pekerjaan bapak tua itu setiap hari.

"Sudah Nak, kamu boleh pulang."

Bapak tua itu menyuruh Runi pulang, ketika dilihatnya ia masih berdiri di dekat bak sampah. Runi mengangguk saja, kemudian berlalu dari tempat itu.

Sesampai di rumah ia menceritakan tentang bapak tua itu kepada mamanya.

"Kasihan Ma, Bapak itu tangannya kotor banyak kuman." Mamanya hanya tersenyum. Tak tahu bagaimana ia akan menjelaskan masalah itu kepada Runi. Ia segera menyuruh Runi mencuci tangan pakai sabun.

(Besok masih ada sambungannya)