#TantanganGurusianaHarike87

#TantanganMenulis90 Hari

He never says i love you

Tubuhku terasa di gerogoti.

Kemudian berangsur-angsur kedinginan walaupun malam ini cuaca tidak begitu dingin.

Aku mulai memakai selimut, namun rasa dingin semakin menjadi.

Ku putuskan memakai kaus kaki beserta jaket.

Anakku di samping, sibuk dengan permainan legonya. Aku mengadu kepadanya mengatakan ibu gigil. Namun dia baru berumur tiga tahun. Dia tak tahu namun tak meninggalkan aku sendiri. Sejak tadi dia di sampingku. Sesekali kepalanya di arahkan ke tubuhku. Mungkin dia merasa kantuk mulai menghampirinya.

Semakin malam aku semakin gigil, perasaan ingin muntah menjadi-jadi.

Aku berusaha menguatkan diri dan langsung minum obat pereda nyeri.

"Jangan sakit, banyak kerjaan" kataku lirih.

Ayah dan Ibu sebenarnya datang namun tinggal di rumah adik. Aku memutuskan tidak memberitahu hal ini.

Aku menggigil sendiri di malam ini.

Arung menghampiriku.

Kepalanya sekarang tepat diatas tubuhku.

Aku tahu dia mengantuk sejak tadi namun entah apa yang membuat dia tetap terjaga malam ini. Tidak ada rengekan malam ini. Dia hanya diam termenung, sesekali melihat ke arahku. Anak ini anak yang mau tinggal dimana saja bersama ibunya.

Dia melihatku dengan selimut tebalku.

Tatapannya bingung kali ini.

"Ammi...Ammi..Ammi" ucapnya sambil memegang tanganku.

"Terimakasih telah menemani ammi ya nak" ucapku.

"Ammi.. ammi..ammi puku puku" ujarnya lagi.

Mulutnya terus mengoceh sambil memegangi tanganku. Sayup-sayup tak lagi kudengar suaranya.

Arung tertidur sambil memegangi tanganku.