KESAYANGAN MR. DARCY (27)
#TantanganGurusianaHarike84
#TantanganganMenulis90Hari
27. Kalih Dasa le
Kuperhatikan cincin putih yang melingkar di jari manisku tengah malam ini, dan tak luput pula jari cincin putih yang menyemat di jari Mr. Darcy.
Apakah aku officially telah tunangan sekarang?
Dia tampak santai menyeruput teh hangat dengan nasi pecal di tepi jalan.
Ada begitu banyak orang yang memesan makan di pinggir jalan ini.
Mendoan dan ikan teri kecil menambah kenikmatan nasi pecal buatan nenek sepuh ini.
Sekarang pukul 02.00 pagi.
Ada tempat nasi pecal dengan Mendoan dan Bakwan jagung segede gaban.
Teh hangat ini begitu menghangatkan aku.
Jaket bomber yang sejak tadi dipakai oleh Mr. Darcy akhirnya sekarang sudah melekat di tubuhku. Dia tak tega melihatku kedinginan, padahal dia berada di depan mengendarai sepeda motor. Aku bisa saja menahan dingin sambil memeluknya dari belakang.
Dia tampak santai dengan baju kaos V neck nya. Kami seperti hanya beda berapa tahun saja. Mr. Darcy tampak tak menua sedikitpun. Dia terlihat seperti anak kuliahan semester 6 bukan seorang guru atau seorang lelaki yang sudah siap untuk menikah.
Mr. Darcy memang dulu berkuliah disini, di Yogyakarta.
Dia sering bercerita bahwa dia sebenarnya dulu bukan tipe anak yang suka kemana-mana.
Waktunya habis hanya untuk nonkrong di Perpustakaan. Dia hanya akan pulang ketika waktu perpustakaan akan tutup. Aku juga kaget ketika dia mengaku tidak pernah mempunyai seorang kekasih.
"Satu-satunya wanita yang menemaniku selama kuliah hanya ibuku" ucapnya singkat.
Berarti aku adalah satu-satunya orang yang me jadi kekasih Mr. Darcy?
Aku tidak bisa membayangkan bagaimana bisa seorang lelaki muda di masa kuliah hanya menghabiskan waktunya di Perpustakaan?
Pantas saja pengetahuan Mr. Darcy begitu luas. Dia sudah menerapkan budaya membaca sejak lama. Mungkin aku juga harus sering membaca agar bisa menyamakan strataku dengan Mr. Darcy.
Mungkin juga alasan kedua dia tidak menemukan kekasih karena dia memang terlihat sombong.
Iya. Dia memang pintar dan sombong.
Tidak bisa aku pungkiri hal itu.
Itu yang membuatku terpikat.
Aku memang sudah gila karena ini.
"Yuk buruan makannya, aku akan menyewa sepeda motor mbak mu selama tiga hari disini ya" ucap Mr. Darcy membuyarkan lamunanku.
"Eh iyaaa" ucapku.
Aku buru-buru menghabiskan teh hangatku.
Mr. Darcy memperhatikan aku sambil tersenyum.
"Udah?" Tanyanya.
"Udah" jawabku.
Kami langsung bangkit, berdiri dan menemui nenek itu.
"kalih dasa le" ucap sang nenek.
Mr. Darcy langsung memberikan uang dua puluh ribuan ke nenek penjual nasi.
Mr. Darcy mengerti ucapan nenek.
Bahkan aku belum terlalu memahami bahasa orang disini!
Daebak!
Udara dingin pagi menyerap sampai ke tulang belulang. Aku sentuh leher Mr. Darcy dari belakang, terasa dingin. Dia hanya menggunakan kaos oblong v neck. Aku memeluknya berharap rasa dinginnya segera berkurang. Sempat kutawari agar dia segera memakai jaket bombernya kembali, namun dia menolak.
Dingin sekali.
Aku memeluknya kian erat.
Tangan kanannya tetap berada di stang sepeda motor, tangan kirinya tiba-tiba menyentuh tanganku yang sedang melingkar di pinggangnya sepanjang perjalanan.
Pukul 02.30 pagi. Malam ini luar biasa.
Rasanya aku ingin waktu berhenti sebentar hanya untuk menikmati waktu bersamanya.
Beruntung sekali kau hadir.
Beruntung sekali kau tidak sempat menjadi milik orang lain.
Beruntung sekali aku bisa menyetting segala sesuatunya.
Beruntung sekali aku milikmu.
Tanpa ku sadari, aku sudah tiba tepat di gerbang kost.
Mr. Darcy pamit membawa sepeda motor mbak tika. Untunglah mbak tika sudah aku beritahu sebelumnya.
Dia pulang menuju hotel tempat dimana dia menginap untuk beberapa hari.
Aku bahkan lupa bertanya tujuan dia untuk datang ke Yogyakarta.
Apakah hanya untuk bertemu aku?
Memberikan cincin ini?
Dia memang susah sekali untuk ditebak.
Aku langsung mencuci muka, menggosok gigi dan berganti pakaian.
Ku pandangi lagi cincin ini.
"Kamu tidak harus memakaikan ini di jariku Mr. Darcy, hatiku sudah menjadi milikmu sampai kapanpun" ucapku berbicara sendiri sambil tertawa geli.
Selang beberapa menit.
Gawaiku berbunyi.
Ucapan selamat tidur.
"aku sudah sampai hotel, good night shanumku... sleep tight. Miss you selalu" ucap Mr. Darcy.
BERSAMBUNG
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Asyiiikkk, Shanum dan Mr. Darcy mkn lengket, mlm tahun baru yg bnr2 berkesan, lanjut kk
Membaca cerita ini membuat debar dan getar enin serasa kembali ke masa muda, Teteh cantik! Hehe... Makanya, kehadiran Shanum dan Mr. Darcy selalu ditunggu-tunggu. Salam sukses selalu Penulis Keren!
Aha...suka sekali dengan gaya Shanum dan Mr Darcy ini...Perasaan muda kembali jadinya...
Asyeeeek serasa Galih dan ratna.... Terhanyut suasana shanum dan mr darcy
Mantap bunda...salam literasi
Prikitieww...makin mesra aja nih...shanum n mr.darcy...laniuuy..neng cantiik.
Mantap bunda ceritanya, salam literasi