Tita Meita Marcusi, S.Pd

Tidak ada kata terlambaat untuk memulai sesuatu. Tidak ada batas usia untuk terus mengukir sesuatu. Tidak ada yang akan menghalangi untuk berkarya. usi...

Selengkapnya
Navigasi Web
HARU BIRU GURU BARU 77

HARU BIRU GURU BARU 77

# Edisi : Rikuh

#Tantangan Gurusiana

# Hari ke 91

Semalam Dita tidak jadi menginap di rumah Nuri, rasanya dia ingin memberi kesempatan buat sahabatnya untuk menikmati kebahagiaan tanpa di ganggu oleh kehadiran dirinya. Dita juga ingin sendiri setelah menerima pesan yang masuk semalam. Pesannya betul-betul singkat hanya bilang “ tunggu aku, dengan doa terbaik darimu,”. Tapi Dita merasakan hal yang lebih banyak dari kata yang tertera, dan memahami berjuta makna yang tidak di tuliskan sampai membuatnya melambung bahagia. Baru kali ini Dita merasa beban hatinya lepas, semua hal buruk yang di lewatinya menguap bersama angin, yaaa hanya dengan satu pesan singkat itu.

Maka hari minggu ini di rasakan Dita sangat berbeda dari minggu-minggu yang pernah dia lewati rasanya sinar mentari pagi juga menyambutnya ramah, bunga-bunga anggreknya seolah menyapa padanya. Dita usap setiap kelopak bunga anggreknya sambil menyiramnya. Bibirnya tak lepas dari senyum manisnya, bola matanya berbinar indah.

Ibunya melihat Dita diam-diam dan bersyukur anaknya tidak larut dengan kesedihannya. Walaupun masih ada rasa khawatir dalam hatinya, mengingat suasana malam resepsi saat melihat wajah istri Andra seperti yang menyimpan kemarahan. Tapi semuanya di tepis dengan doa terbaik seorang ibu untuk anak gadisnya.

***

Dita masih sibuk dengan kerjaannya di kamar sehabis mendapat telpon dari bu Usi, bahwa jadwal supervisinya jadi hari selasa ini, karena pak Husen mau mempersiapkan Dita mewakili guru muda untuk di nilai oleh asesor jika mereka mau masuk ke kelas secara langsung. Dita jadi kelimpungan dan kembali mendiskusikan semuanya dengan bu Usi. Tepat setelah semuanya beres terdengar ibu memanggilnya,

“ Diiit lihat siapa yang datang, sini ...” mendengar itu jantungnya serasa berhenti. Dia tarik nafas dalam-dalam sambil mematutkan dirinya di cermin, memperbaiki letak kerudungnya dan sedikit mengolesinya dengan bedak.

Dita mematung melihat Toni sedang tersenyum padanya dan disampingnya terlihat seorang gadis cantik menggunakan baju over all warna moca, dengan kerudung bunga-bunga kecil yang senada dengan bajunya, lengkap dengan sepatu converse semata kaki, menambah sporty gaya muslimah masa kini.

“ Selamaat malam kaak, kenalkan aku Mutia, adeknya si jelek ini, “ dia mendahului memperkenalkan dirinya sambil memukul perut kakaknya yang sama mematung .

Dita segera menyambut tangan Mutia sambil menyebut namanya, serta mempersilahkan mereka duduk.

“ Kapan sampai dari Batam. “ Dita bertanya sama Mutia, dan sebisa mungkin menghindar bertatapan dengan Toni,

“ Kami sampai sebelum maghrib kaak, niii si jelek minta di anter, “ kembali Mutia melirik kakaknya.

“ Segitu aja maen perhitungaaan,...” Toni memijit hidung adiknya.

“ Iya kaaak, cobaa aku kan mau istirahat dulu eee dia maen maksa-maksa segala... katanya takut kak Dita adaa yang nyamber... hahaha...” Mutia tertawa lepas.

“ Kak Toni,,, kok maksain amat siii, kasian kan adeknya mau istirahat, memangnya gak cape apa.” Mau tidak mau akhirnya Dita melibatkan Toni dalam pembicaraan.

“ Aku lebih cape memikirkan kamu selama ini... “ Toni senyum dengan entengnya.

“ Aku gak denger ya kaaak...” Mutia menutup dua kupingnya lucu.

Dari situ obrolan mereka mulai cair, keberadaan Mutia diantara mereka cukup ampuh untuk menjembatani kekakuan antara Dita dan Toni. Mutia orangnya sangat menyenangkan dia cepat akrab dengan Dita. tak henti-hentinya dia meledek kakaknya yang kedapatan mencuri pandang sama Dita.

“ Kak Ditaa... aku suka sama kakak, pantesan kak Toni pengen cepet ke sini, eheemmmm...” kembali keisengan Mutia jadi lagi,

“ Anak kecil tahu apaa.. “ Toni ngucek-ngucek kepala adeknya.

“ Jangan salaaah aku cukup tahu kalau kakak aku sedang falling in love..hahaha...”

“ Apaan falling in love, ngaraang, “ kali ini adiknya digelitik.

“ Kak Ditaaa tolong aku... “ Mutia meronta kegelian.

Melihat keakraban kakak adik itu, Dita senyum-senyum. Tak lama ibunya datang bergabung dengan mereka.

“ Ada apa niiih, seru banget kedengernya, , “

“ Ini lho tante... ada yang gak mau ngaku lagi terindu-rindu samaa kak Ditam “ gaya spontan anak mudanya keluar walau berhadapan sama ibu yang empunya rumah.

“ Oh gitu yaaa.... siapa naak, orangnya ada di sini tidk “ Ibunya Dita malah ngikutin Mutia

“ Ibuuuu.... jangan ikut-ikutan Mutia napa,,,” Dita tersipu.

Tawapun kembali meledak di ruangan itu, entah kenapa ibu jadi ingin menggoda anaknya, yang selama ini selalu dirundung duka.

Saat mereka sudah berdua, ibunya menyempatkan berterima kasih sama Toni yang sudah mendampingin Dita dimasa-masa sulit. Toni juga menanyakan masalah yang dihadapi Dita saat di teror Siska.

“ Yaah begitulah nak Toni, rupanya Dita masih belum bisa tenang walaupun Andra sudah menikah,”

“ Apa yang akan keluarga lakukan jika Andra masih megganggu hidup Dita Tan, “ Toni jadi penasaran,

“ Tante sama om akan mendatangi keluarga mereka, sebelum Rubi melakukan tindakan sendiri, karena dia sudah mulai tidak sabar sama mereka.”

“ Kalau ada yang bisa saya lakukan, tante tidak usah sungkan kita siap membantu, “

“ Terima kasih nak Toni, kalian sudah banyak membantu kami selama ini. “

Ruangan menjadi hening seketika, Toni bingung mau memulai dari mana untuk menyampaikan apa yang sudah di belinya dari Batam. Begitu ibunya Dita mau berdiri, akhirnya Toni memberanikan diri

“ Taan saya mau menitipkan ini buat Dita, “

Begitu dilihat, ternyata sebuah cincin bermata berlian yang sangat cantik.

“ Nak Toni, ini apaaa, tante berat ketitipannya. Simpan saja dulu sama nak Toni, paling tidak tante sudah tenang mengetahui bahwa nak Toni berniat menjaga Dita tidak hanya sebagai teman saja, “ ibunya Dita sampai menitikan air mata, mengembalikan kotaknya.

“ Taan saya tidak bisa melangkah secepat Rudi, karena kondisi Dita yang masih dihantui berbagai masalah. Jadi saya hanya menunggu Dita betul-betul tenang dan siap melangkah dengana cerita baru, saya mohon taan...” Toni masih menahan kotak di tangan ibunya Dita.

“ Itu apa tante... “ Tiba-tiba Mutia sudah ada di belakang Toni. Toni dan Ibunya Dita terkejut berdiri, sampai kotaknya terlepas dan cincinnya menggelinding tepat di kaki Dita,

“ Ini punya siapa buuu....”

(Bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Nah,,punya siapa ya?apakah untuk dita...di nanti lanjutannya

02 Aug
Balas

Buat si cantiiik..hehe..makasih ibu..

02 Aug

Cieee Ditaa...

02 Aug
Balas

Cieee..Dhara..

02 Aug



search

New Post