Tita Meita Marcusi, S.Pd

Tidak ada kata terlambaat untuk memulai sesuatu. Tidak ada batas usia untuk terus mengukir sesuatu. Tidak ada yang akan menghalangi untuk berkarya. usi...

Selengkapnya
Navigasi Web
HARU BIRU GURU BARU 81

HARU BIRU GURU BARU 81

# Edisi : Strategi Mutia

#Tantangan Gurusiana

# Hari ke 95

“ Kenapa kalian lama sampainya....” Suara Toni mengagetkan Dita.

“ Siapa juga yang janjian sama kamu..”

“ Memangnya kaiian tidak lapar apa...,” Toni masih bersungut-sungut sambil kembali duduk.

“ Aku yang lapar, jangan ngomel mulu napa, kayak kakek-kekek sakit gigi tahu....” Mutia mesam-mesem sambil duduk.

Mau makan apa kak...” Mutia memberikan menunya sama Dita.

“ Kakak jadi gak lapar makan aja Mut, “

“ Nah lhooo kak Toni tanggung jawab lho, kak Dita jadi gak mau makan, “

“ Biarin aja kelaparan, ayo kamu pesen apa, kakak udah dari tadi pesen kok, “ dengan entengnya Toni menjawab.

Dalam hati Dita jengkel banget, Toni seperti yang tidak peduli padanya. Mutia membujuk berkali-kali juga tetap dengan pendiriannya, dan hanya mengutak-atik hand phone nya.

“ yakin gak makan, “ pesan masuk

Gak Dita balas,

“ Gak nyesel...” tetap Dita abaikan, apalagi lihat orangnya senyam-senyum gitu bikin tambah jengkel.

“ Emang bisa kenyang dengan ngambeeek...”

Dita masukan hape ke dalam tasnya, sambil matanya mendelik. Yang ditatap malah kesenengan.

Mutia bereaksi melihat kakaknya dan Dita saling kirim pesan lewat mata.

“ Kak kalian emang ngomong pake mata ya..” Mutia senyum-senyum melihat tingkah keduanya.

“ Udaaah anak kecil tahu apa, ayo makan, tuuuh makanannya datang.“

Waangi steak menggoda hidung Dita, dan dia refleks melihat ke arah nampan yang datang.

Pas di lihat ternyata Toni memilih menu double, matanya berbinar seneng.

“ Aku gak jahat Ditaaa, ayo makan bareng aku, kamu milih steak ayam apa steak sapinya, nih pisaunya, “

“ Wiiit wiiiw !! co cweet juga kakakku, “ Mutia seneng lihat kakaknya perhatian sama Dita.

Dengan malu-malu Dita makan juga di piring yang sama karena mereka duduk berhadapan,

“ Makanya jadi orang jangan cepet ngambek, nantii-“

“ Aku berenti makan niiih, “ Dita mau menghentikan makannya.

“ Jangan...jangan ayo terusin niih coba steak dagingnya, “ Toni mengiris dagingnya dan disuapkan ke mulut Dita.

“ Eheeemmmmmm.... aku jadi kambing conge ya, “ cekreek Mutia ngambil foto mereka.

“ Mutiaaaa...” Dita merebut hapenya. Tapi tidak berhasil malah makin banyak dia mengambil foto mereka.

Melihat tingkah adiknya sama Dita, Toni hanya menggeleng-gelengkan kepala dan melanjutkan makannya, sambil memisahkan makan buat Dita dipiring terpisah.

“ Udaah cepet makannya sebentar lagi maghrib, kita sholat di mesjid pinggir mall ini, biar bisa ikut berjamaah,”

Tapi Dita masih penasaran dengan Mutia,

“ Mutiaaa, kakak gak akan nganter kamu lagi yaa, “Dita setengah mengancam .

“ Maaf..maaf, gak lagi deh janji, ayo makan kak, “ tawa Mutia masih terdengar disela-sela makannya.

Dita kembali hanya mendelik sama Toni yang anteng melihat sama Dita.

“ Jaga pandanganmu...” tangan Dita menyapu ke depan mata Toni.

“ Gak usah balik lihat, makan aja, aku lagi mensyukuri nikmat Allah dengan keindahan yang ada di hadapanku..,”

“ Gombal... mana bisa Allah diakalin. “ Ditaa makan sambil menundukan kepalanya, tidak berani melihat ke depan.

Suara adzan maghrib memanggil mereka untuk cepat-cepat menyelesaikan makannya.

***

Toni mengantarkan Dita, sambil langsung pamit, karena sudah kemaleman, tapi Mutia menysulkan sesuatu yang tertinggal di mobil.

“ Kak Dita ini belanjaannya ketinggalan, “

“ Itu bukan punya kakak, “ Dita menolaknya, tapi Mutia tetap memberikannya pada Dita karena itu bukan barang dia.

“ Kak Toni ini apa...” Dita berbisik.

“ Itu punya kamu, bawa aja, “

Ibu dan ayah Dita, tersenyum melihat kebahagiaan yang terpanccar dimata anaknya,

“ Kamu beli apa aja Diit, katanya cuman mau beli buku, “ ibunya melihat tentengan anaknya.

“ Gak tahu niih, kerjaan kak Toni, “ Dita penasaran membuka belanjaan yang disusulkan Mutia.

Dita gak percaya, ternyata itu sepatu yang tadi dia coba sama Mutia sambil bercandaan, dan kantong satu lagi adalah setelan kulot polos yang dipadukan dengan atasan kotak-kotak, senada dengan warna sepatunya.

“ Toni pinter pilih warna Dit, “

“ Gak tahu kapan belinya, perasaan dia cuman ngikutin kita dari belakang, dari satu tempat ke tempat lain, aneeh..”

“ itu artinya dia perhatian sama kamu, gimana Diiit, “ ayahnya ikut bicara.

“ Buu, yaah, kok Dita kayak yang pacaran ya, Dita bener-bener cuman janjian nganter Mutia, malah di sekolah sudah dua minggu ini Dita hampir tidak pernah ngobrol sama dia,”

“ Ya sudah cepat ambil keptutusan, Dita tahu kan Toni punya niatan baik, “

“ Apa ayah langsung nanya nak Toni ya , “

“ Iiih ayah ...” Dita membereskan barangnya dan lari ke kamar, diikuti tawa ayah ibunya.

***

“ Mana hadiah buat Mutia kak, “ Mutia menamprakan tangan kanannnya, begitu mereka sampai rumah,

“ Cewek matre..” Toni hanya menepuk tangan adiknya.

“ Hei...hei... bukannya salam malah rame kalian ada apa siih,” ibu menegor anak-anaknya.

“ Bundaaaa...kak Toni ingkar janjii, “ Mutia mengadu.

“ Memangnya dia janji apa, iniii kamu sudah bawa barang banyak gini, “ ibu bertanya sambil melihat-lihat belanjaan yang diteteng anaknya.

“ Itu pake uang Mutia bundaa.. kak Toni mana sini gantiin uang Mutia, “ Mutia nyusul kakaknya yang ngeloyor ke kamarnya.

“ Bajumu, itu kakak yang bayarin kok masih nagih..”

“ Gak Bisa, itu karena kakak mau beliin kak Dita, biar gak ketahuan, ayooo sini manaa...”

Toni cepat-cepat mengunci pintu kamarnya.

“ Lihat ya kak, aku gak bantuin lagi lho, pokoknya aku mau rahasiain kalau aku pergi lagi sama kak Dita,”

Ancaman Mutia, kena juga

“ Eeeh adik cantiik sini...” digamitnya tangan Mutia masuk kamarnya.

“ Mau berapa... nih kakak kasih buat Mutia, tapi ada syaratnya, “

“ Tuuh kan banyak syarat lagi gak ah biarin Mutia minta dari bunda aja, “ Mutia siap mau keluar kamar kakaknya.

“ Ini..ini boleh ambil berapa aja yang kamu mau tapi... telponin kak Dita sekarang,”

“ Huuu modus...” Mutia melenggang keluar

(Bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren bunda ceritanya

06 Aug
Balas

Terima kasih bu Asrah nyempetin mampir

06 Aug

Mantab Bunda Tita. Salam literasi.

06 Aug
Balas

Pak Edi, saya jd tambah semangat disuport penulis handal seperti bapak, terima kasih ya pak

06 Aug

Ayo lah cepetan Nikah Dittt

07 Aug
Balas

Siapin undanganana

08 Aug



search

New Post